Hasil Lelang Menggembirakan, Harga Obligasi Ditutup Menguat

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
18 June 2019 20:29
Harga obligasi rupiah pemerintah ditutup bervariasi dengan kecenderungan menguat pada perdagangan hari Selasa (18/6/2019)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah ditutup bervariasi dengan kecenderungan menguat pada perdagangan hari Selasa (18/6/2019). Hal itu terlihat dari pergerakan tingkat imbal hasil (yield) empat Surat Utang Negara (SUN) yang secara rata-rata turun 0,15 basis poin.

Perlu diingat bahwa pergerakan harga dan yield di pasar obligasi akan berlawanan arah. Kala yield turun, artinya harga meningkat. Berlaku pula sebaliknya. Yield juga lebih sering dijadikan acuan pelaku pasar untuk menilai obligasi, karena mencerminkan harga, risiko, dan kupon dalam satu angka.

Empat obligasi pemerintah seri acuan (benchmark) adalah FR0077 (tenor 5 tahun), FR0078 (tenor 10 tahun), FR0068 (tenor 15 tahun), dan FR0079 (tenor 20 tahun).

Penguatan paling tinggi terjadi pada seri FR0077, dimana yield turun hingga 3,5 basis poin. Sementara yield obligasi FR0078 yang bertenor 10 tahun juga turun 0,1 basis poin.

Yield Obligasi Negara Acuan 17 Jun'19     
SeriJatuh tempoYield 17 Jun'19 (%)Yield 18 Jun'19 (%) 10:00 WIBSelisih (basis poin)Yield wajar IBPA 17 Jun'19
FR00775 tahun7.1747.139-3.57.1884
FR007810 tahun7.6657.664-0.17.6786
FR006815 tahun88.0181.88.0003
FR007920 tahun8.1428.1541.28.1375
Avg movement   -0.15 
Sumber: Refinitiv

Hari ini pemerintah juga melakukan lelang tujuh seri obligasi dengan target indikatif sebesar Rp 15 triliun. Total penawaran yang masuk adalah Rp 54,7 triliun yang mana lebih jauh lebih tinggi dibanding lelang pekan lalu yang hanya Rp 26,19 triliun.

Tercatat, obligasi yang paling banyak mendapat penawaran adalah seri FR0077 yang bertenor 5 tahun, yakni sebesar Rp 19,8 triliun. Adapun total nominal yang dimenangkan mencapai Rp 24 triliun, yang jauh melampaui target indikatif.

Hasil lelang tersebut menjadi indikasi bahwa pasar keuangan Indonesia masih mampu untuk menarik minat investor. Bisa jadi ini akan memberi sentimen positif pada pergerakan pasar keuangan esok hari.

Penantian pengumuman suku bunga acuan The Fed masih menjadi faktor yang memberi sokongan di pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia.

Pada hari Kamis (20/6/2019) dini hari waktu Indonesia, Gubernur The Fed, Jerome Powell akan mengumumkan hasil rapat komite pengambil kebijakan (FOMC) edisi Juni kepada khalayak. Meskipun pelaku pasar yakin suku bunga masih ditahan di kisaran 2,25-2,5%, tapi pidato Powell amat dinanti.

Bila nada-nada yang kian dovish kembali keluar dari perkataan Powell, keyakinan penurunan suku bunga dalam waktu dekat akan semakin tebal. Bahkan mengutip CME, probabilitas suku bunga acuan dipangkas 25 basis poin pada rapat edisi Juli mencapai 66,6%.

Tanpa adanya suku bunga yang paten, aset-aset berbasis dolar cenderung dihindari. Risiko koreksi nilai aset terlalu besar. Alhasil investor melarikan dolar demi dolar ke pasar negara berkembang. Indonesia adalah salah satunya.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/taa) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular