
Ulasan Teknikal IHSG
Terdorong Sentimen Penurunan Suku Bunga, IHSG Masih Bisa Naik
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
18 June 2019 17:45

Jakarta,CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mematahkan pelemahan yang terjadi selama 4 hari berturut-turut. Pada hari ini, IHSG ditutup menguat 1,08% ke level 6.257 pada Selasa (18/6/2019).
Penguatan IHSG mulai terlihat kala pra pembukaan perdagangan sudah berada di zona positif dengan penguatan 0,07%, penguatan IHSG terus berlanjut karena sentimen positif dari potensi penurunan suku bunga Bank Sentral yakni Bank Indonesia (BI) -Day Repo Rate.
Gubernur BI Perry Warjiyo Bank Sentral mengatakan masih mencermati kondisi pasar global dan neraca pembayaran Indonesia. "Jika pertimbangkan inflasi juga yang rendah dan pertumbuhan ekonomi maka ruang suku bunga turun ada, tapi masalahnya perlu dilihat kondisi global dan neraca pembayaran," kata Perry di Gedung DPR, Senin (17/6/2019).
"Global masih tidak pasti. Risiko pembiayaan dari defisit transaksi berjalan penting. Itu kenapa kami masih mencermati ketidakpastian global. Kami harapkan Semester II-2020, ketidakpastian mereda begitu juga di kuartal ke depan lainnya. Defisit akan menurun, arus modal asing akan masuk, itu akan mendukung eksternal ekonomi Indonesia," jelasnya.
Sebelumnya, Jerome Powell (Gubernur The Fed) memberi sinyal akan pemangkasan suku bunga acuan dengan mengubah standar referensinya dari "sabar" dalam menentukan suku bunga menjadi "yang sesuai" dengan memperhatikan dampak dari perkembangan perang dagang.
"Kami memantau dengan ketat dampak dari berbagai perkembangan ini terhadap proyeksi perekonomian AS dan, selalu, kami akan mengambil tindakan yang sesuai untuk mempertahankan pertumbuhan (ekonomi), dengan pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi yang ada di sekitar target simetris 2% kami," kata Powell, dilansir dari Reuters.
Penguatan IHSG juga didorong oleh masuknya investor asing dengan mencatatkan beli bersih (net sell) senilai Rp 620 miliar di pasar reguler.
Adapun saham-saham yang banyak diborong asing yakni: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 194 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 178 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 65 miliar), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/JSMR (Rp 40 miliar), dan PT Wijaya Karya Tbk/WIKA (Rp 38 miliar).
Secara teknikal, IHSG kembali diselimuti sentimen positif menuju penguatan. Terbentuknya pola lilin putih penuh (white marubozu) mengindikasikan potensi penguatan esok hari.
Dalam jangka pendek, IHSG telah kembali ke jalur penguatan. Dikarenakan posisinya kembali bergerak di atas rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5).
Secara volume perdagangan hari ini lebih tinggi dari nilai kemarin. Perdagangan hari ini mencapai Rp 8,36 triliun, lebih tinggi dari transaksi kemarin yang mencapai Rp 8 triliun. Kenaikan volume menambah keyakinan arah dari pergerakan IHSG yang cenderung naik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Penguatan IHSG mulai terlihat kala pra pembukaan perdagangan sudah berada di zona positif dengan penguatan 0,07%, penguatan IHSG terus berlanjut karena sentimen positif dari potensi penurunan suku bunga Bank Sentral yakni Bank Indonesia (BI) -Day Repo Rate.
Gubernur BI Perry Warjiyo Bank Sentral mengatakan masih mencermati kondisi pasar global dan neraca pembayaran Indonesia. "Jika pertimbangkan inflasi juga yang rendah dan pertumbuhan ekonomi maka ruang suku bunga turun ada, tapi masalahnya perlu dilihat kondisi global dan neraca pembayaran," kata Perry di Gedung DPR, Senin (17/6/2019).
Sebelumnya, Jerome Powell (Gubernur The Fed) memberi sinyal akan pemangkasan suku bunga acuan dengan mengubah standar referensinya dari "sabar" dalam menentukan suku bunga menjadi "yang sesuai" dengan memperhatikan dampak dari perkembangan perang dagang.
"Kami memantau dengan ketat dampak dari berbagai perkembangan ini terhadap proyeksi perekonomian AS dan, selalu, kami akan mengambil tindakan yang sesuai untuk mempertahankan pertumbuhan (ekonomi), dengan pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi yang ada di sekitar target simetris 2% kami," kata Powell, dilansir dari Reuters.
Penguatan IHSG juga didorong oleh masuknya investor asing dengan mencatatkan beli bersih (net sell) senilai Rp 620 miliar di pasar reguler.
Adapun saham-saham yang banyak diborong asing yakni: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 194 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 178 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 65 miliar), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/JSMR (Rp 40 miliar), dan PT Wijaya Karya Tbk/WIKA (Rp 38 miliar).
Secara teknikal, IHSG kembali diselimuti sentimen positif menuju penguatan. Terbentuknya pola lilin putih penuh (white marubozu) mengindikasikan potensi penguatan esok hari.
Dalam jangka pendek, IHSG telah kembali ke jalur penguatan. Dikarenakan posisinya kembali bergerak di atas rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5).
![]() |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular