
Analisis Teknikal
Penantian Sikap The Fed dan BI Bikin Rupiah Enggan Bergerak
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 June 2019 12:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Penantian pelaku pasar terhadap kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) dan Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan kebijakan moneternya membuat Rupiah tidak banyak bergerak pada awal perdagangan Selasa (18/9/19).
The Fed diramal akan memangkas suku bunga sebanyak tiga kali di tahun ini, yakni di bulan Juli, September, dan Desember, berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group. Di sisi lain, BI juga diminta oleh banyak pihak untuk menurunkan suku bunga ( 7 day repo rate), untuk merespon kebijakan The Fed.
Pimpinan The Fed, Jerome Powell telah mengatakan akan mengambil tindakan yang sesuai untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi. Begitu juga dengan Gubernur BI Perry Warjiyo yang menyebut memang ada ruang untuk penurunan suku bunga. Namun, ia mengatakan perlu juga untuk melihat kondisi global dan Neraca Pembayaran Indonesia.
The Fed diprediksi belum akan memangkas suku bunga (Federal Funds Rate/FFR) saat mengumumkan kebijakan moneter Kamis (20/6/19) dini hari, begitu juga dengan BI di sore hari.
Namun, tetap saja pelaku pasar menanti pengumuman kebijakan moneter kedua bank sentral tersebut untuk melihat proyeksi suku bunga ke depannya, dan bisa menentukan arah pergerakan rupiah. Pada pukul 12:05 WIB, rupiah diperdagangkan di kisaran Rp 14.333/US$ mengutip data dari investing.com
Analisis Teknikal
Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR kini berada di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) 5 hari (garis biru) dan di kisaran MA20 /rerata 20 hari (garis merah).
Rupiah gagal mengakhiri perdagangan di atas MA 20 pada Senin kemarin, yang berarti tekanan terhadap rupiah masih belum cukup kuat.
Namun, sekali lagi jika pada hari ini mengakhiri perdagangan di atas MA 20, maka akan jadi kabar buruk, rupiah kemungkinan akan terus tertekan di pekan ini. Begitu juga jika indikator MACD kembali ke wilayah positif, yang berarti sentimen bullish atau penguatan dolar AS.
Pada time frame 1 jam, rupiah kembali bergerak di bawah MA 5 (rerata pergerakan 5 jam) dan di atas MA 20 (rerata pergerakan 20 jam).
Indikator Stochastic bergerak turun tetapi masih belum mencapai wilayah jenuh jual (oversold), yang memberikan ruang penguatan rupiah dalam jangka pendek. Target penguatan (USD/IDR turun) ke level Rp 14.320.
Sementara itu, resisten (tahanan atas) berada di kisaran Rp 14.355, dan rupiah kemungkinan besar akan bergerak di rentang Rp 14.320 - Rp 14.355 pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jaga Kestabilan Rupiah, BI-7 D RRR Diprediksi Sulit
The Fed diramal akan memangkas suku bunga sebanyak tiga kali di tahun ini, yakni di bulan Juli, September, dan Desember, berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group. Di sisi lain, BI juga diminta oleh banyak pihak untuk menurunkan suku bunga ( 7 day repo rate), untuk merespon kebijakan The Fed.
Pimpinan The Fed, Jerome Powell telah mengatakan akan mengambil tindakan yang sesuai untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi. Begitu juga dengan Gubernur BI Perry Warjiyo yang menyebut memang ada ruang untuk penurunan suku bunga. Namun, ia mengatakan perlu juga untuk melihat kondisi global dan Neraca Pembayaran Indonesia.
Namun, tetap saja pelaku pasar menanti pengumuman kebijakan moneter kedua bank sentral tersebut untuk melihat proyeksi suku bunga ke depannya, dan bisa menentukan arah pergerakan rupiah. Pada pukul 12:05 WIB, rupiah diperdagangkan di kisaran Rp 14.333/US$ mengutip data dari investing.com
Analisis Teknikal
![]() Sumber: investing.com |
Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR kini berada di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) 5 hari (garis biru) dan di kisaran MA20 /rerata 20 hari (garis merah).
Rupiah gagal mengakhiri perdagangan di atas MA 20 pada Senin kemarin, yang berarti tekanan terhadap rupiah masih belum cukup kuat.
Namun, sekali lagi jika pada hari ini mengakhiri perdagangan di atas MA 20, maka akan jadi kabar buruk, rupiah kemungkinan akan terus tertekan di pekan ini. Begitu juga jika indikator MACD kembali ke wilayah positif, yang berarti sentimen bullish atau penguatan dolar AS.
![]() Foto: investing.com |
Pada time frame 1 jam, rupiah kembali bergerak di bawah MA 5 (rerata pergerakan 5 jam) dan di atas MA 20 (rerata pergerakan 20 jam).
Indikator Stochastic bergerak turun tetapi masih belum mencapai wilayah jenuh jual (oversold), yang memberikan ruang penguatan rupiah dalam jangka pendek. Target penguatan (USD/IDR turun) ke level Rp 14.320.
Sementara itu, resisten (tahanan atas) berada di kisaran Rp 14.355, dan rupiah kemungkinan besar akan bergerak di rentang Rp 14.320 - Rp 14.355 pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jaga Kestabilan Rupiah, BI-7 D RRR Diprediksi Sulit
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular