
Investor Asing Obral Saham Gudang Garam, Ada Apa?
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
14 June 2019 16:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melanjutkan koreksi pada perdagangan sesi II hari ini, Jumat (14/6/2019). Hingga berita ini dimuat, IHSG tercatat anjlok 0,47% ke level 6.243,44, dimana investor asing berpeluang menjadi salah satu penyebab tertekannya bursa saham acuan Indonesia.
Investor asing membukukan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp 30,93 miliar di pasar reguler, dengan emiten rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) memimpin sebagai emiten yang paling banyak diobral investor asing. Investor asing membukukan net sell Rp 50,09 miliar. Sementara itu, sepanjang tahun berjalan tercatat investor asing keluar hingga Rp 1,02 triliun.
Tingginya aksi jual para pelaku pasar asing ikut berperan penting menekan harga saham perusahaan. Pada pukul 14:50 WIB harga saham GGRM harus rela terkoreksi 1,39% ke level 77.900/saham, sedangkan sepanjang tahun berjalan harga saham perusahaan sudah anjlok 6,85%.
Dari grafik di atas terlihat harga saham perusahaan sempat meroket di bulan Maret dan menyentuh angka Rp 99.400/saham. Namun setelah itu, harga emiten tersebut terus tertekan walau sempat mencoba bangkit bulan lalu.
Padahal jika ditilik dari segi kinerja kuartal pertama, dibandingkan para pesaingnya, GGRM menjadi satu-satunya emiten rokok yang membukukan pertumbuhan pendapatan dua digit, yaitu 19,18% secara tahunan.
Total pendapatan perusahaan hingga akhir Maret 2019 mencapai Rp 26,2 triliun, berhasil melampaui pemasukan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) yang ada di level 23.81 triliun. Total laba yang dikantongi GGRM juga naik 24,48% secara tahunan menjadi Rp 2,35 triliun.
Munculnya pesaing baru yang potensial tampaknya menjadi salah satu penyebab pelaku pasar khawatir bisnis GGRM terkikis.
Seperti yang diketahui, pada akhir bulan lalu PT Indonesian Tobacco Tbk sudah mulai menawarkan sahamnya kepada publik pada kisaran harga Rp 180-230/saham. Perusahaan rencananya akan dicatatkan di BEI pada 4 Juli mendatang.
Di luar itu, kompetisi emiten rokok secara fundamental juga semakin ketat karena ada potensi konsolidasi industri dan indikasi pemerintah akan mengurungkan rencana penyederhanaan cukai rokok.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Pabriknya Kebakaran, Siapa Pemilik Gudang Garam (GGRM)?
Investor asing membukukan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp 30,93 miliar di pasar reguler, dengan emiten rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) memimpin sebagai emiten yang paling banyak diobral investor asing. Investor asing membukukan net sell Rp 50,09 miliar. Sementara itu, sepanjang tahun berjalan tercatat investor asing keluar hingga Rp 1,02 triliun.
Tingginya aksi jual para pelaku pasar asing ikut berperan penting menekan harga saham perusahaan. Pada pukul 14:50 WIB harga saham GGRM harus rela terkoreksi 1,39% ke level 77.900/saham, sedangkan sepanjang tahun berjalan harga saham perusahaan sudah anjlok 6,85%.
Dari grafik di atas terlihat harga saham perusahaan sempat meroket di bulan Maret dan menyentuh angka Rp 99.400/saham. Namun setelah itu, harga emiten tersebut terus tertekan walau sempat mencoba bangkit bulan lalu.
Padahal jika ditilik dari segi kinerja kuartal pertama, dibandingkan para pesaingnya, GGRM menjadi satu-satunya emiten rokok yang membukukan pertumbuhan pendapatan dua digit, yaitu 19,18% secara tahunan.
Total pendapatan perusahaan hingga akhir Maret 2019 mencapai Rp 26,2 triliun, berhasil melampaui pemasukan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) yang ada di level 23.81 triliun. Total laba yang dikantongi GGRM juga naik 24,48% secara tahunan menjadi Rp 2,35 triliun.
Munculnya pesaing baru yang potensial tampaknya menjadi salah satu penyebab pelaku pasar khawatir bisnis GGRM terkikis.
Seperti yang diketahui, pada akhir bulan lalu PT Indonesian Tobacco Tbk sudah mulai menawarkan sahamnya kepada publik pada kisaran harga Rp 180-230/saham. Perusahaan rencananya akan dicatatkan di BEI pada 4 Juli mendatang.
Di luar itu, kompetisi emiten rokok secara fundamental juga semakin ketat karena ada potensi konsolidasi industri dan indikasi pemerintah akan mengurungkan rencana penyederhanaan cukai rokok.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Pabriknya Kebakaran, Siapa Pemilik Gudang Garam (GGRM)?
Most Popular