
Wall Street Dibuka Menguat Dipicu Saham Teknologi dan Migas
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
13 June 2019 21:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Wall Street dibuka menguat pada Kamis (13/6/2019) setelah pelaku pasar memborong saham-saham teknologi yang kian murah pasca-koreksi pada perdagangan Rabu kemarin. Saham energi juga menguat mengikuti eskalasi tensi geopolitik di Timur Tengah.
Indeks Dow Jones menguat 0,41% atau 107,28 poin ke 26.112,11 pada pukul 08:35 waktu setempat, atau 20:35 WIB. Di sisi lain, indeks S&P 500 menguat 0,42% atau 12,2 poin ke 2.891. Sementara itu, indeks saham teknologi yakni Nasdaq naik 0,54% atau 42,2 poin ke 7.834,84.
Beberapa saham teknologi yang kembali diburu di antaranya VanEck Vectors Semiconductor ETF (SMH) yang naik 0,6% di sesi pra-pembukaan. Saham Applied Materials dan Advanced Micro Devices (AMD) masing-masing juga naik sebesar 1% pada sesi yang sama.
Sepanjang bulan berjalan, indeks-indeks utama tersebut terhitung masih menguat di atas 4%, setelah koreksi berkepanjangan pada Mei. "Pasar lagi-lagi menunjukkan pelemahan minor [pada Rabu], tapi membuka peluang ada kenaikan," ujar anggota dewan pengelola Newton Advisors Mark Newton, sebagaimana dikutip CNBC International.
Kenaikan harga minyak juga turut membantu penguatan saham-saham energi di Wall Street. Produk Energy Select Sector SPDR Fund (XLE) naik lebih dari 1% di pasar pra-pembukaan. Saham Devon Energy dan Marathon Oil tercatat paling moncer dengan kenaikan di atas 2%.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 3,4% ke US$52,86 per barrel setelah munculnya laporan seranga terhadap tanker di Teluk Oman. Sebelumnya, harga minyak tertekan ke level terendahnya dalam 5 bulan menyusul kenaikan stok minyak AS.
Di sisi lain, saham Disney melonjak lebih dari 1% setelah analis Morgan Stanley menaikkan target harga saham tersebut menjadi US$160 per unit, dari sebelumnya US$135 per saham. Pemicu kenaikan target itu adalah adanya layanan streaming baru yang berpeluang menarik iklan dari pasar global.
Hanya saja, sentimen negatif perang dagang masih terasa pada perdagangan Kamis ini. Presiden AS Donald Trump menyatakan akan menaikkan tarif impor seketika jika Presiden China Xi Jinping enggan bernegosiasi di sela-sela KTT G20 di Jepang pada 18-19 Juni mendatang.
Akan tetapi, kurang dari tiga pekan waktu yang tersisa, belum nampak adanya persiapan yang berarti. Selain itu, pihak Beijing juga belum mengkonfirmasi kehadiran Xi pada pertemuan tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Indeks Dow Jones menguat 0,41% atau 107,28 poin ke 26.112,11 pada pukul 08:35 waktu setempat, atau 20:35 WIB. Di sisi lain, indeks S&P 500 menguat 0,42% atau 12,2 poin ke 2.891. Sementara itu, indeks saham teknologi yakni Nasdaq naik 0,54% atau 42,2 poin ke 7.834,84.
Beberapa saham teknologi yang kembali diburu di antaranya VanEck Vectors Semiconductor ETF (SMH) yang naik 0,6% di sesi pra-pembukaan. Saham Applied Materials dan Advanced Micro Devices (AMD) masing-masing juga naik sebesar 1% pada sesi yang sama.
Kenaikan harga minyak juga turut membantu penguatan saham-saham energi di Wall Street. Produk Energy Select Sector SPDR Fund (XLE) naik lebih dari 1% di pasar pra-pembukaan. Saham Devon Energy dan Marathon Oil tercatat paling moncer dengan kenaikan di atas 2%.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 3,4% ke US$52,86 per barrel setelah munculnya laporan seranga terhadap tanker di Teluk Oman. Sebelumnya, harga minyak tertekan ke level terendahnya dalam 5 bulan menyusul kenaikan stok minyak AS.
Di sisi lain, saham Disney melonjak lebih dari 1% setelah analis Morgan Stanley menaikkan target harga saham tersebut menjadi US$160 per unit, dari sebelumnya US$135 per saham. Pemicu kenaikan target itu adalah adanya layanan streaming baru yang berpeluang menarik iklan dari pasar global.
Hanya saja, sentimen negatif perang dagang masih terasa pada perdagangan Kamis ini. Presiden AS Donald Trump menyatakan akan menaikkan tarif impor seketika jika Presiden China Xi Jinping enggan bernegosiasi di sela-sela KTT G20 di Jepang pada 18-19 Juni mendatang.
Akan tetapi, kurang dari tiga pekan waktu yang tersisa, belum nampak adanya persiapan yang berarti. Selain itu, pihak Beijing juga belum mengkonfirmasi kehadiran Xi pada pertemuan tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular