
Ledakan Tanker di Oman Bikin Indeks Futures Wall Street Naik
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
13 June 2019 19:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks-indeks utama di bursa New York berpeluang sumringah lagi pada pembukaan perdagangan hari ini (13/6/2019) didorong saham energi yang naik karena lonjakan harga minyak dunia. Selain itu, harapan bahwa Bank Sentral AS/The Fed akan memotong suku bunga juga menjadi pelumas pasar saham.
Pada pukul 19:46 WIB, kontrak future Dow Jones dan Nasdaq Composite mengimplikasikan kenaikan masing-masing sebesar 65,17 poin dan 21,71 poin. Sementara itu, S&P 500 diimplikasikan naik 7,16 poin.
Hari ini harga minyak dunia melesat hingga 4% akibat dugaan serangan torpedo terhadap dua kapal tanker di Teluk Oman yang berdekatan dengan Iran, dan Selat Hormuz. Kedua jalur tersebut termasuk jalur distribusi utama, di mana sekitar seperlima konsumsi minyak global melewati jalur itu, dilansir Reuters.
Saham perusahaan minyak utama Exxon Mobil Corp dan Chevron Corp masing-masing naik 1% di pra-perdagangan (premarket).
Di luar itu, harapan bahwa The Fed akan bertindak untuk menghadapi perlambatan ekonomi dengan memangkas suku bunganya pun membuat pelaku pasar senang terutama menyusul pengajuan klaim asuransi pengangguran baru yang naik 3.000 file, atau menjadi 222.000 atau di atas konsensus Reuters sebanyak 216.000 file.
Terlebih lagi, data inflasi Mei yang dirilis hari Rabu (12/6/2019) menunjukkan kenaikan yang moderat sebesar 1,8% secara tahunan, terkoreksi tipis dari capaian April yang tercatat di level 2% YoY.
Beberapa hari sebelumnya, perekonomian AS juga tercatat hanya menciptakan 75.000 lapangan kerja. Ini menjadi kali pertama sejak 2019 penciptaan lapangan kerja tidak sampai 100.000.
Namun, di lain pihak, pergerakan Wall Street masih dibatasi oleh kecemasan akan kelanjutan negosiasi dagang AS dan China. Presiden AS Donald Trump menyatakan dirinya berharap bisa mengadakan pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 di Jepang pada 18-19 Juni mendatang.
Jika pertemuan tersebut tidak terlaksana atau tidak membuahkan hasil, maka Trump menegaskan akan menerapkan bea masuk baru bagi impor produk China senilai US$ 300 miliar.
Akan tetapi, kurang dari tiga pekan waktu yang tersisa, belum nampak adanya persiapan yang berarti. Selain itu, pihak Beijing juga belum mengkonfirmasi kehadiran Xi pada pertemuan tersebut.
"Bagi China, ini semua terkait protokol untuk Xi (Presiden China) dan memastikan bahwa dia (Xi) dihormati," ujar seorang diplomat Asia. "China tidak akan ingin Xi pergi ke pertemuan dimana dia akan dipermalukan," tambahnya, dilansir Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Pesta Wall Street Terus Berlanjut, Menguat Lima Hari Beruntun
Pada pukul 19:46 WIB, kontrak future Dow Jones dan Nasdaq Composite mengimplikasikan kenaikan masing-masing sebesar 65,17 poin dan 21,71 poin. Sementara itu, S&P 500 diimplikasikan naik 7,16 poin.
Hari ini harga minyak dunia melesat hingga 4% akibat dugaan serangan torpedo terhadap dua kapal tanker di Teluk Oman yang berdekatan dengan Iran, dan Selat Hormuz. Kedua jalur tersebut termasuk jalur distribusi utama, di mana sekitar seperlima konsumsi minyak global melewati jalur itu, dilansir Reuters.
Di luar itu, harapan bahwa The Fed akan bertindak untuk menghadapi perlambatan ekonomi dengan memangkas suku bunganya pun membuat pelaku pasar senang terutama menyusul pengajuan klaim asuransi pengangguran baru yang naik 3.000 file, atau menjadi 222.000 atau di atas konsensus Reuters sebanyak 216.000 file.
Terlebih lagi, data inflasi Mei yang dirilis hari Rabu (12/6/2019) menunjukkan kenaikan yang moderat sebesar 1,8% secara tahunan, terkoreksi tipis dari capaian April yang tercatat di level 2% YoY.
Beberapa hari sebelumnya, perekonomian AS juga tercatat hanya menciptakan 75.000 lapangan kerja. Ini menjadi kali pertama sejak 2019 penciptaan lapangan kerja tidak sampai 100.000.
Namun, di lain pihak, pergerakan Wall Street masih dibatasi oleh kecemasan akan kelanjutan negosiasi dagang AS dan China. Presiden AS Donald Trump menyatakan dirinya berharap bisa mengadakan pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 di Jepang pada 18-19 Juni mendatang.
Jika pertemuan tersebut tidak terlaksana atau tidak membuahkan hasil, maka Trump menegaskan akan menerapkan bea masuk baru bagi impor produk China senilai US$ 300 miliar.
Akan tetapi, kurang dari tiga pekan waktu yang tersisa, belum nampak adanya persiapan yang berarti. Selain itu, pihak Beijing juga belum mengkonfirmasi kehadiran Xi pada pertemuan tersebut.
"Bagi China, ini semua terkait protokol untuk Xi (Presiden China) dan memastikan bahwa dia (Xi) dihormati," ujar seorang diplomat Asia. "China tidak akan ingin Xi pergi ke pertemuan dimana dia akan dipermalukan," tambahnya, dilansir Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Pesta Wall Street Terus Berlanjut, Menguat Lima Hari Beruntun
Most Popular