
Empat Hari Perkasa, Kini Rupiah Terlemah di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 June 2019 12:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melemah di perdagangan pasar spot hingga tengah hari ini. Bahkan depresiasi rupiah menjadi yang terdalam di Asia.
Pada Kamis (13/6/2019) pukul 12:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.270. Rupiah melemah 0,28% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kala pembukaan pasar, rupiah masih belum melemah meski tidak menguat juga. Stagnan saja di Rp 14.230/US$.
Namun itu tidak lama, karena kemudian rupiah terpeleset ke zona merah. Bak berdiri di pasir hisap, depresiasi rupiah cenderung semakin dalam.
Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah hingga tengah hari ini:
Di tingkat Asia, rupiah tidak melemah sendirian. Ada yuan China, ringgit Malaysia, dan dolar Taiwan yang menemani rupiah di zona merah.
Akan tetapi, pelemahan rupiah menjadi yang paling dalam di antara mata uang tersebut. Alhasil, rupiah sah menjadi mata uang terlemah di Asia.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 12:04 WIB:
Sepertinya sentimen domestik dominan menjadi penyebab pelemahan rupiah. Pertama, Bank Indonesia (BI) mengumumkan cadangan devisa pada Mei sebesar US$ 120,3 miliar. Turun drastis dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 124,3 miliar.
Cadangan devisa yang anjlok US$ 4 miliar tersebut tampaknya membuat investor cemas. Meski masih memadai, tetapi amunisi BI untuk melakukan stabilisasi nilai tukar menjadi lebih terbatas. Kekhawatiran investor mengenai nasib rupiah ke depan membuat mata uang ini mengalami tekanan jual.
Kedua, rupiah sudah menguat lumayan tajam. Sampai kemarin, rupiah sudah menguat empat hari beruntun dengan apresiasi mencapai 1,15%. Penguatan yang sudah lumayan tajam ini tentu menggoda investor untuk mencairkan keuntungan. Rupiah yang terpapar aksi jual pun mau tidak mau melemah.
Ketiga, ini sudah masuk Juni yang mendekati akhir kuartal II. Biasanya momentum seperti ini adalah musim pembayaran dividen.
Korporasi asing yang beroperasi di Indonesia mulai menyetorkan kewajiban dividen ke kantor pusatnya di luar negeri. Permintaan valas korporasi yang meningkat membuat rupiah melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Pada Kamis (13/6/2019) pukul 12:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.270. Rupiah melemah 0,28% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kala pembukaan pasar, rupiah masih belum melemah meski tidak menguat juga. Stagnan saja di Rp 14.230/US$.
Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah hingga tengah hari ini:
Di tingkat Asia, rupiah tidak melemah sendirian. Ada yuan China, ringgit Malaysia, dan dolar Taiwan yang menemani rupiah di zona merah.
Akan tetapi, pelemahan rupiah menjadi yang paling dalam di antara mata uang tersebut. Alhasil, rupiah sah menjadi mata uang terlemah di Asia.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 12:04 WIB:
Sepertinya sentimen domestik dominan menjadi penyebab pelemahan rupiah. Pertama, Bank Indonesia (BI) mengumumkan cadangan devisa pada Mei sebesar US$ 120,3 miliar. Turun drastis dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 124,3 miliar.
Cadangan devisa yang anjlok US$ 4 miliar tersebut tampaknya membuat investor cemas. Meski masih memadai, tetapi amunisi BI untuk melakukan stabilisasi nilai tukar menjadi lebih terbatas. Kekhawatiran investor mengenai nasib rupiah ke depan membuat mata uang ini mengalami tekanan jual.
Kedua, rupiah sudah menguat lumayan tajam. Sampai kemarin, rupiah sudah menguat empat hari beruntun dengan apresiasi mencapai 1,15%. Penguatan yang sudah lumayan tajam ini tentu menggoda investor untuk mencairkan keuntungan. Rupiah yang terpapar aksi jual pun mau tidak mau melemah.
Ketiga, ini sudah masuk Juni yang mendekati akhir kuartal II. Biasanya momentum seperti ini adalah musim pembayaran dividen.
Korporasi asing yang beroperasi di Indonesia mulai menyetorkan kewajiban dividen ke kantor pusatnya di luar negeri. Permintaan valas korporasi yang meningkat membuat rupiah melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular