
Trader Jaga Jarak, Wall Street Dibuka Tipis Ke Zona Merah
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
12 June 2019 20:55

Jakarta, CNBC Indonesia- Bursa saham Amerika Serikat (AS) jatuh hari kedua berurutan pada pembukaan perdagangan Rabu (12/6/2019), menghentikan reli kenaikan kuat yang sempat dibukukan pada awal Juni.
Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) dan S&P 500 dibuka melemah. Pada pukul 08:40 waktu setempat, atau pukul 20:40 WIB, Dow Jones turun 0,06% atau 14,6 poin ke 26.063,15 sedangkan S&P 500 melemah 0,02% atau 0,7 poin ke 2.884.
Di sisi lain, indeks Nasdaq tertekan 0,2% atau 16 poin ke 7.807 terutama diperberat oleh saham-saham produsen chip komputer. Saham VanEck Vectors Semiconductor ETF (SMH) anjlok lebih dari 1% sedangkan Lam Research amblas 3,9%.
Pelaku pasar terlihat masih memfaktorkan ancaman China untuk mengerem ekspor mineral langka (rare earth) ke AS. China merupakan produsen utama mineral langka, memasok 70% suplai di pasar global sehingga menciptakan ketergantungan produsen chip Negara Adidaya itu.
Namun, koreksi dua hari terakhir masih sangat kecil dibandingkan reli pada awal bulan, yang menyentuh 5%, setelah AS "mengampuni" Meksiko dengan tak mengenakan tarif impor terhadap produk negara tersebut.
Kini, perhatian pasar beralih pada peluang pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan delegasi China di forum G-20. Kedua negara adidaya itu telah mengenakan tarif miliaran dolar sejak awal tahun lalu, yang menekan bursa di seluruh dunia dan memperburuk sentimen global.
"Momentum yang bisa mengangkat pasar terutama dari pertemuan Trump/Xi di forum G20, tetapi pertanyaan yang lebih besar (dan lebih penting dalam jangka panjang) adalah apakah ekspansi ekonomi akan berakhir," ujar pendiri The Sevens Report Tom Essaye, sebagaimana dikutip CNBCÂ International.
Pelaku pasar di Wall Street juga memantau data ekonomi dan berekspektasi akan ada pemangkasan suku bunga acuan. FedWatch mencatat ekspektasi pasar akan pemangkasan Fed Fund Rate pada Juli mencapai 85,3%.
Peluang itu makin membesar karena inflasi melandai di tengah data ekonomi yang lemah.Inflasi AS tercatat sebesar 0,1% pada Mei, sesuai dengan estimasi Reuters. Inflasi inti juga di level yang sama. Merespons itu, saham perbankan di Wall Street berguguran. Citigroup anjlok 1% sedangkan J.P. Morgan Chase dan Bank of America tertekan 0,5% dan 0,8%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Sektor Perbankan Nanjak Lagi, Wall Street Melesat Lagi
Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) dan S&P 500 dibuka melemah. Pada pukul 08:40 waktu setempat, atau pukul 20:40 WIB, Dow Jones turun 0,06% atau 14,6 poin ke 26.063,15 sedangkan S&P 500 melemah 0,02% atau 0,7 poin ke 2.884.
Di sisi lain, indeks Nasdaq tertekan 0,2% atau 16 poin ke 7.807 terutama diperberat oleh saham-saham produsen chip komputer. Saham VanEck Vectors Semiconductor ETF (SMH) anjlok lebih dari 1% sedangkan Lam Research amblas 3,9%.
Namun, koreksi dua hari terakhir masih sangat kecil dibandingkan reli pada awal bulan, yang menyentuh 5%, setelah AS "mengampuni" Meksiko dengan tak mengenakan tarif impor terhadap produk negara tersebut.
Kini, perhatian pasar beralih pada peluang pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan delegasi China di forum G-20. Kedua negara adidaya itu telah mengenakan tarif miliaran dolar sejak awal tahun lalu, yang menekan bursa di seluruh dunia dan memperburuk sentimen global.
"Momentum yang bisa mengangkat pasar terutama dari pertemuan Trump/Xi di forum G20, tetapi pertanyaan yang lebih besar (dan lebih penting dalam jangka panjang) adalah apakah ekspansi ekonomi akan berakhir," ujar pendiri The Sevens Report Tom Essaye, sebagaimana dikutip CNBCÂ International.
Pelaku pasar di Wall Street juga memantau data ekonomi dan berekspektasi akan ada pemangkasan suku bunga acuan. FedWatch mencatat ekspektasi pasar akan pemangkasan Fed Fund Rate pada Juli mencapai 85,3%.
Peluang itu makin membesar karena inflasi melandai di tengah data ekonomi yang lemah.Inflasi AS tercatat sebesar 0,1% pada Mei, sesuai dengan estimasi Reuters. Inflasi inti juga di level yang sama. Merespons itu, saham perbankan di Wall Street berguguran. Citigroup anjlok 1% sedangkan J.P. Morgan Chase dan Bank of America tertekan 0,5% dan 0,8%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Sektor Perbankan Nanjak Lagi, Wall Street Melesat Lagi
Most Popular