
Bocoran! RI Tawarkan Surat Utang dalam Dolar AS, Yield 3,75%!
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
11 June 2019 12:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia diketahui menawarkan tingkat imbal hasil (yield) di sekitar 3,75% untuk obligasi global denominasi dolar Amerika Serikat (AS) bertenor 10 tahun yang sedang ditawarkan hari ini. Dari informasi dua pihak di pasar modal, pemerintah diketahui sudah menunjuk Citigroup, Credit Agricole CIB, Deutsche Bank, HSBC (B&D), Mandiri Securities, dan Standard Chartered Bank sebagai joint bookrunners dalam penawaran obligasi global tersebut.
Selain itu, PT Bahana Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) juga ditunjuk sebagai co-managers.
Nilai penerbitan surat utang yang akan membagikan kupon secara tengah tahun sekali (semi annual) tersebut belum diketahui.
Meskipun demikian, Ramdhan Ario Maruto, Associate Director Fixed Income Division PT Anugerah Sekuritas Indonesia memprediksi nilai penerbitan akan besar, melebihi Rp 50 triliun.
"Prediksi saya setara Rp 50 triliun atau lebih, yield-nya bagus 3,75%. Waktunya tepat, rating baru naik dan sedang terjadi penguatan harga [obligasi Indonesia]."
Pada Februari tahun ini, pemerintah baru menerbitkan sukuk global senilai US$ 2 miliar, setara Rp 28,51 triliun dihitung dengan nilai tukar saat ini Rp 14.255 per dolar AS.
Surat utang syariah itu diterbitkan dengan tenor 5 tahun dengan yield 3,9% senilai US$ 750 juta dan tenor 10 tahun dengan yield 4,45% senilai US$ 1,25 miliar.
Obligasi yang sedang ditawarkan pemerintah hari ini tersebut rencananya akan dicatatkan di Bursa Singapura (SGX-ST) dan Frankfurt Stock Exchange.
Selain obligasi dolar AS, pemerintah juga mempertimbangkan untuk menawarkan obligasi global denominasi euro bertenor 7 tahun, yang masih tergantung dengan kondisi pasar.
Informasi awal penerbitan tersebut diawali dari rilis aksi pemeringkatan oleh lembaga pemeringkat internasional Standard&Poor's (S&P Global Ratings) hari ini (11/6/19) yang memberikan peringkat jangka panjang denominasi asing di level BBB terhadap rencana penerbitan surat utang tersebut.
Surat utang tersebut mencerminkan kewajiban yang langsung, umum, tanpa syarat, tidak berjaminan, tidak tersubordinasi, dan berperingkat sama dengan obligasi serupa Indonesia.
Saat ini, Indonesia masih mengantongi peringkat BBB/prospek stabil dari S&P, yang baru dinaikkan pada akhir bulan lalu dari BBB-.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%
Selain itu, PT Bahana Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) juga ditunjuk sebagai co-managers.
Nilai penerbitan surat utang yang akan membagikan kupon secara tengah tahun sekali (semi annual) tersebut belum diketahui.
"Prediksi saya setara Rp 50 triliun atau lebih, yield-nya bagus 3,75%. Waktunya tepat, rating baru naik dan sedang terjadi penguatan harga [obligasi Indonesia]."
Pada Februari tahun ini, pemerintah baru menerbitkan sukuk global senilai US$ 2 miliar, setara Rp 28,51 triliun dihitung dengan nilai tukar saat ini Rp 14.255 per dolar AS.
Surat utang syariah itu diterbitkan dengan tenor 5 tahun dengan yield 3,9% senilai US$ 750 juta dan tenor 10 tahun dengan yield 4,45% senilai US$ 1,25 miliar.
Obligasi yang sedang ditawarkan pemerintah hari ini tersebut rencananya akan dicatatkan di Bursa Singapura (SGX-ST) dan Frankfurt Stock Exchange.
Selain obligasi dolar AS, pemerintah juga mempertimbangkan untuk menawarkan obligasi global denominasi euro bertenor 7 tahun, yang masih tergantung dengan kondisi pasar.
Informasi awal penerbitan tersebut diawali dari rilis aksi pemeringkatan oleh lembaga pemeringkat internasional Standard&Poor's (S&P Global Ratings) hari ini (11/6/19) yang memberikan peringkat jangka panjang denominasi asing di level BBB terhadap rencana penerbitan surat utang tersebut.
Surat utang tersebut mencerminkan kewajiban yang langsung, umum, tanpa syarat, tidak berjaminan, tidak tersubordinasi, dan berperingkat sama dengan obligasi serupa Indonesia.
Saat ini, Indonesia masih mengantongi peringkat BBB/prospek stabil dari S&P, yang baru dinaikkan pada akhir bulan lalu dari BBB-.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%
Most Popular