
Ringgit dan Baht Gagalkan Rupiah Jadi Raja Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 June 2019 13:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih menguat di perdagangan pasar spot. Tidak hanya dolar AS, sebagian besar mata uang utama Asia juga tidak mampu berbicara banyak di hadapan rupiah.
Pada Senin (10/6/2019) pukul 13:12 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.240. Rupiah menguat 0,21% dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelum libur panjang Idul Fitri.
Penguatan rupiah terasa spesial karena tidak ada mata uang Asia yang mampu menguat terhadap dolar AS. Menjadi satu-satunya yang menguat, otomatis rupiah menjadi yang terbaik di Asia.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 13:13 WIB:
Tidak cuma melawan dolar AS, rupiah juga perkasa di hadapan mayoritas mata uang utama Asia. Hanya para tetangga terdekat yaitu baht Thailand dan ringgit Malaysia yang gagal ditaklukkan rupiah. Rupiah belum bisa menjadi raja Asia yang tak terbantahkan.
Berikut perkembangan nilai tukar mata uang utama Asia terhadap rupiah pada pukul 13:15 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Start rupiah setelah absen seminggu penuh cukup impresif. Rupiah baru diperdagangkan hari ini selepas libur Idul Fitri. Namun rupiah tidak mengalami jetlag, langsung tancap gas tanpa perlu adaptasi.
Sepertinya sentimen domestik mendominasi keperkasaan rupiah hari ini. Sebelum libur Idul Fitri, lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) menaikkan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB. Ini menjadi kali pertama S&P memberi rating BBB kepada Indonesia sejak 1995.
Kenaikan rating semakin mempertebal kepercayaan investor terhadap pasar keuangan Indonesia, khususnya obligasi pemerintah. Arus modal begitu deras masuk ke pasar surat utang pemerintah, sehingga imbal hasil (yield) menurun drastis.
Pada pukul 13:17 WIB, yield obligasi pemerintah seri acuan tenor 10 tahun turun 23,1 basis poin (bps) ke 7,792%. Penurunan yield adalah pertanda harga instrumen ini sedang naik karena tingginya permintaan.
Tidak cuma di pasar obligasi, kenaikan rating juga berimbas positif kepada pasar saham. Pada pukul 13:18 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 1,36%. Investor asing membukukan beli bersih Rp 551,31 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Pada Senin (10/6/2019) pukul 13:12 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.240. Rupiah menguat 0,21% dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelum libur panjang Idul Fitri.
Penguatan rupiah terasa spesial karena tidak ada mata uang Asia yang mampu menguat terhadap dolar AS. Menjadi satu-satunya yang menguat, otomatis rupiah menjadi yang terbaik di Asia.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 13:13 WIB:
Tidak cuma melawan dolar AS, rupiah juga perkasa di hadapan mayoritas mata uang utama Asia. Hanya para tetangga terdekat yaitu baht Thailand dan ringgit Malaysia yang gagal ditaklukkan rupiah. Rupiah belum bisa menjadi raja Asia yang tak terbantahkan.
Berikut perkembangan nilai tukar mata uang utama Asia terhadap rupiah pada pukul 13:15 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Start rupiah setelah absen seminggu penuh cukup impresif. Rupiah baru diperdagangkan hari ini selepas libur Idul Fitri. Namun rupiah tidak mengalami jetlag, langsung tancap gas tanpa perlu adaptasi.
Sepertinya sentimen domestik mendominasi keperkasaan rupiah hari ini. Sebelum libur Idul Fitri, lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) menaikkan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB. Ini menjadi kali pertama S&P memberi rating BBB kepada Indonesia sejak 1995.
Kenaikan rating semakin mempertebal kepercayaan investor terhadap pasar keuangan Indonesia, khususnya obligasi pemerintah. Arus modal begitu deras masuk ke pasar surat utang pemerintah, sehingga imbal hasil (yield) menurun drastis.
Pada pukul 13:17 WIB, yield obligasi pemerintah seri acuan tenor 10 tahun turun 23,1 basis poin (bps) ke 7,792%. Penurunan yield adalah pertanda harga instrumen ini sedang naik karena tingginya permintaan.
Tidak cuma di pasar obligasi, kenaikan rating juga berimbas positif kepada pasar saham. Pada pukul 13:18 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 1,36%. Investor asing membukukan beli bersih Rp 551,31 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular