
Harga Batu Bara Anjlok, Saham BUMI Masih Betah di Level Cepek
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
27 May 2019 11:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga dari saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dalam beberapa hari ini terlihat bergerak fluktuatif. Faktor dari kinerja keuangan kuartal pertama serta harga batu bara di tingkat global yang cenderung turun membuat laju harga saham dari emiten tersebut tertahan.
Hingga pukul 11.28 WIB, saham berkode BUMI tersebut diperdagangkan pada level Rp 116/unit saham atau menguat 1,75%. Volume transaksi mencapai 56 juta unit senilai Rp 6,5 miliar.
Kinerja dari emiten yang sebagian besar sahamnya dikuasai publik tersebut sepanjang tahun ini masih positif, yakni masih mencatatkan kenaikan sebesar 13,5%.
Meski positif, hal ini tidak diimbangi kinerja keuangan kuartal I-2019 kurang begitu menggembirakan. Total pendapatan turun 24,5% menjadi $US 234.158 juta dari sebelumnya $US 310.473 juta.
Laba bersihnya pun mau tidak mau tergerus hingga sebesar 43% dari $US 94.260 juta di kuartal I-2018, menjadi $US 53.264 juta pada kuartal I-2019.
Melihat kinerja tersebut, investor asing memilih lebih banyak melepas saham emiten tersebut. Asing tercatat membukukan jual bersih (net sell) senilai Rp 524 miliar sejak awal tahun di pasar reguler.
Dalam tiga bulan terakhir, kinerja saham perusahaan juga terkoreksi hingga 24%. Hal ini seiring dengan tren penurunan harga batu bara di tingkat global karena perlambatan ekonomi.
Harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman Mei di bursa Intercontinental Exchange (ICE) dalam sepekan turun 0,54% secara point -to-point. Pada perdagangan Jumat (24/5/2019) pekan lalu, harga batu bara masih di tutup melemah sebesar 0,12% di posisi US$ 83,65/metrik ton.
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Hingga pukul 11.28 WIB, saham berkode BUMI tersebut diperdagangkan pada level Rp 116/unit saham atau menguat 1,75%. Volume transaksi mencapai 56 juta unit senilai Rp 6,5 miliar.
Kinerja dari emiten yang sebagian besar sahamnya dikuasai publik tersebut sepanjang tahun ini masih positif, yakni masih mencatatkan kenaikan sebesar 13,5%.
Laba bersihnya pun mau tidak mau tergerus hingga sebesar 43% dari $US 94.260 juta di kuartal I-2018, menjadi $US 53.264 juta pada kuartal I-2019.
Melihat kinerja tersebut, investor asing memilih lebih banyak melepas saham emiten tersebut. Asing tercatat membukukan jual bersih (net sell) senilai Rp 524 miliar sejak awal tahun di pasar reguler.
Dalam tiga bulan terakhir, kinerja saham perusahaan juga terkoreksi hingga 24%. Hal ini seiring dengan tren penurunan harga batu bara di tingkat global karena perlambatan ekonomi.
Harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman Mei di bursa Intercontinental Exchange (ICE) dalam sepekan turun 0,54% secara point -to-point. Pada perdagangan Jumat (24/5/2019) pekan lalu, harga batu bara masih di tutup melemah sebesar 0,12% di posisi US$ 83,65/metrik ton.
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular