
Wall Street Mengawali Perdagangan Jumat di Jalur Hijau
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
24 May 2019 21:49

Jakarta, CNBC Indonesia-Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada pembukaan perdagangan Jumat (24/05/2019) setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa perang dagang dapat segera diselesaikan dalam waktu dekat.
Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) menguat 150 poin sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,5%. Di sisi lain, indeks Nasdaq tumbuh 0,7%. Pada Kamis, Dow Jones anjlok lebih dari 280 poin sedangkan S&P 500 dan Nasdaq kehilangan masing-masing sebesar 1%.
Saham Amazon menjadi kontributor penguatan dengan menguat 1% setelah saham perseroan diprediksi bisa mencapai level US$3.000 dalam dua tahun ke depan. Saham Dow juga menjadi kontributor dengan tumbuh 1,4% setelah J.P. Morgan merekomendasikan saham tersebut menjadi netral dari sebelumnya underweight (layak jual).
Trump pada Kamis petang waktu setempat menyatakan bahwa perang dagang antara AS dan China akan segera berakhir. Perjanjian dagang yang akan diteken, lanjutnya, akan cukup untuk mengangkat berbagai restriksi yang sempat dia berlakukan terhadap Huawei.
Komentar tersebut menjadi angin segar bagi pelaku pasar, sehingga mereka mulai berani mengoleksi saham di pasar. Indeks Dow Jones dan S&P 500 sejauh ini telah terkoreksi lebih dari 1% sedangkan Nasdaq kehilangan 2,4%. Harga minyak mentah jatuh lebih dari 6% pelan ini.
"Untuk sementara, isu perang dagang menjadi satu-satunya hal yang diperhatikan oleh investor. Investor telah mengharapkan lebih banyak kepastian," ujar Direktur Riset FBB Capital Partners Mike Bailey, sebagaimana dikutip CNBC International.
Sektor energi dan teknologi menjadi sektor dengan kinerja terburuk sepanjang perdagangan pekan ini. Indeks sektor energi tertekan 3,6%, sedangkan indeks sektor teknologi terjerembab 2,8%.
Saham Apple menjadi salah satu kontributornya, dengan pelemahan nyaris 5% sepanjang pekan berjalan ini, setelah beberapa analis di Wall Street menilai akan ada eksposur negatif yang diderita perusahaan tersebut dari perang dagang.
"Kekhawatiran yang membesar seputar AS-China memperpanjang perang dagang dan implikasinya ke sektor teknologi sangat besar memengaruhi investor dan perseroan sendiri," tutur analis Wedbush Securities Dan Ives, dalam laporan risetnya sebagaimana dikutip CNBC International.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Saksikan Video IHSG Rebound Pasca Kisruh Pilpres 2019
[Gambas:Video CNBC]
(ags) Next Article Setelah Nasdaq Pecah Rekor, Wall Street Melemah
Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) menguat 150 poin sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,5%. Di sisi lain, indeks Nasdaq tumbuh 0,7%. Pada Kamis, Dow Jones anjlok lebih dari 280 poin sedangkan S&P 500 dan Nasdaq kehilangan masing-masing sebesar 1%.
Saham Amazon menjadi kontributor penguatan dengan menguat 1% setelah saham perseroan diprediksi bisa mencapai level US$3.000 dalam dua tahun ke depan. Saham Dow juga menjadi kontributor dengan tumbuh 1,4% setelah J.P. Morgan merekomendasikan saham tersebut menjadi netral dari sebelumnya underweight (layak jual).
Komentar tersebut menjadi angin segar bagi pelaku pasar, sehingga mereka mulai berani mengoleksi saham di pasar. Indeks Dow Jones dan S&P 500 sejauh ini telah terkoreksi lebih dari 1% sedangkan Nasdaq kehilangan 2,4%. Harga minyak mentah jatuh lebih dari 6% pelan ini.
"Untuk sementara, isu perang dagang menjadi satu-satunya hal yang diperhatikan oleh investor. Investor telah mengharapkan lebih banyak kepastian," ujar Direktur Riset FBB Capital Partners Mike Bailey, sebagaimana dikutip CNBC International.
Sektor energi dan teknologi menjadi sektor dengan kinerja terburuk sepanjang perdagangan pekan ini. Indeks sektor energi tertekan 3,6%, sedangkan indeks sektor teknologi terjerembab 2,8%.
Saham Apple menjadi salah satu kontributornya, dengan pelemahan nyaris 5% sepanjang pekan berjalan ini, setelah beberapa analis di Wall Street menilai akan ada eksposur negatif yang diderita perusahaan tersebut dari perang dagang.
"Kekhawatiran yang membesar seputar AS-China memperpanjang perang dagang dan implikasinya ke sektor teknologi sangat besar memengaruhi investor dan perseroan sendiri," tutur analis Wedbush Securities Dan Ives, dalam laporan risetnya sebagaimana dikutip CNBC International.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Saksikan Video IHSG Rebound Pasca Kisruh Pilpres 2019
[Gambas:Video CNBC]
(ags) Next Article Setelah Nasdaq Pecah Rekor, Wall Street Melemah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular