
Kekhawatiran Perang Dagang Gilas Bursa AS di Sesi Pembukaan
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
23 May 2019 20:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) jatuh pada perdagangan Kamis (23/5/2019). Hal itu dipicu kekhawatiran ketegangan dengan China yang kian memanas setelah Presiden AS Donald Trump membidik lebih banyak perusahaan China untuk dimasukkan ke daftar hitam.
Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) anjlok 249 poin pada pembukaan perdagangan, dan kian memburuk pada pukul 08:30 waktu setempat, atau 20:30 WIB dengan terkoreksi 308 poin atau 1,2% ke 25.468,36.
Indeks S&P 500 juga terpelanting, sebesar 1,14% atau 32,8 poin ke 2.823,44 sedangkan indeks Nasdaq merosot 1,3% atau 101 poin ke 7.649,78. Saham Qualcomm anjlok 2,9% sedangkan Xilinx melemah 1,9%. Saham Micron dan Lam Research masing-masing tertekan 2,2% dan 1,8%.
"Lanskap perdagangan terlihat semakin runyam. Siapapun yang memilih bullish di indeks S&P 500 harus benar-benar melakukan pencarian makna di tengah situasi sekarang," tutur Executive Director J.P. Morgan Adam Crisafulli dalam rilisnya, sebagaimana dikutip CNBC International.
Crisafulli juga mengacu pada data pemesanan manajer pembelian (purchasing manager index/ PMI) yang mengindikasikan pembalikan ekonomi tahun ini "menunjukkan gejala perlambatan" sementara bank sentral AS tidak terburu-buru menaikkan bunga acuan.
Saham Apple anjlok 1,7% setelah analis UBS memangkas target harga saham produsen iPhone tersebut menjadi US$225 per unit dari sebelumnya US$235, meski merekomendasikan beli.
Perusahaan produsen chip asal Inggris Arm Holdings menyatakan bahwa pihaknya membekukan kerja-sama bisnis dengan Huawei untuk mematuhi kebijakan AS yang memasukkan Huawei ke daftar hitam.
Langkah itu diikuti Panasonic yang menghentikan pengiriman komponen ponsel pintar ke Huawei. Vodafone dan BT Group yang merupakan produsen terbesar ponsel Inggris juga menyatakan bahwa ponsel Huawei dikeluarkan dari rencana pengembangan jaringan 5G.
Namun, China ternyata tidak gentar. Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng menegaskan bahwa AS harus mengubah kebijakannya yang salah jika ingin negosiasi dilanjutkan, "hanya dengan begitu, pembicaraan bisa dilanjutkan lagi."
"Langkah AS memberangus perusahaan China tidak hanya membahayakan kerja sama korporat secara normal antara kedua negara, tetapi juga menciptakan ancaman besar terhadap kestabilan industri dan rantai suplai global," kata Feng.
Perang dagang AS sepanjang bulan ini telah membuat indeks S&P 500 terpelanting. Pada hari ini, investor juga mencermati rilis data ekonomi seperti data klaim pengangguran dan data PMI sektor manufaktur dan jasa periode Mei.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) anjlok 249 poin pada pembukaan perdagangan, dan kian memburuk pada pukul 08:30 waktu setempat, atau 20:30 WIB dengan terkoreksi 308 poin atau 1,2% ke 25.468,36.
Indeks S&P 500 juga terpelanting, sebesar 1,14% atau 32,8 poin ke 2.823,44 sedangkan indeks Nasdaq merosot 1,3% atau 101 poin ke 7.649,78. Saham Qualcomm anjlok 2,9% sedangkan Xilinx melemah 1,9%. Saham Micron dan Lam Research masing-masing tertekan 2,2% dan 1,8%.
Crisafulli juga mengacu pada data pemesanan manajer pembelian (purchasing manager index/ PMI) yang mengindikasikan pembalikan ekonomi tahun ini "menunjukkan gejala perlambatan" sementara bank sentral AS tidak terburu-buru menaikkan bunga acuan.
Saham Apple anjlok 1,7% setelah analis UBS memangkas target harga saham produsen iPhone tersebut menjadi US$225 per unit dari sebelumnya US$235, meski merekomendasikan beli.
Perusahaan produsen chip asal Inggris Arm Holdings menyatakan bahwa pihaknya membekukan kerja-sama bisnis dengan Huawei untuk mematuhi kebijakan AS yang memasukkan Huawei ke daftar hitam.
Langkah itu diikuti Panasonic yang menghentikan pengiriman komponen ponsel pintar ke Huawei. Vodafone dan BT Group yang merupakan produsen terbesar ponsel Inggris juga menyatakan bahwa ponsel Huawei dikeluarkan dari rencana pengembangan jaringan 5G.
Namun, China ternyata tidak gentar. Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng menegaskan bahwa AS harus mengubah kebijakannya yang salah jika ingin negosiasi dilanjutkan, "hanya dengan begitu, pembicaraan bisa dilanjutkan lagi."
"Langkah AS memberangus perusahaan China tidak hanya membahayakan kerja sama korporat secara normal antara kedua negara, tetapi juga menciptakan ancaman besar terhadap kestabilan industri dan rantai suplai global," kata Feng.
Perang dagang AS sepanjang bulan ini telah membuat indeks S&P 500 terpelanting. Pada hari ini, investor juga mencermati rilis data ekonomi seperti data klaim pengangguran dan data PMI sektor manufaktur dan jasa periode Mei.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular