
Analisis Teknikal IHSG
Minim Katalis IHSG Berpotensi Koreksi, Berharap Asing Balik
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
23 May 2019 08:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah setelah dalam dua hari berakhir di zona hijau. Pada perdagangan kemarin, IHSG melemah 0,19% pada level 5.939.
Untuk perdagangan hari ini Kamis (23/5/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan potensi kembali melemah. level pergerakannya berpotensi antara 5.900 hingga 5.975.
Dari bursa global khususnya Wall Street Amerika Serikat (AS) kemarin berakhir negatif. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,39%, S&P 500 turun 0,28%, dan Nasdaq Composite minus 0,45%.
Hasil rapat para pentolan the Fed atau The Federal Reserve selaku bank sentral AS, dalam rilis risalah rapat (minutes of meeting) menjadi faktor yang membebani kinerja bursa saham Negeri Paman Sam.
Minutes of meeting edisi 30 April-1 Mei, mengindikasikan bahwa Jerome Powell (Gubernur The Fed) dan kolega tak akan mengubah tingkat suku bunga acuan dalam beberapa waktu ke depan, dilansir dari CNBC International.
Wajar jika pelaku pasar saham AS kecewa dengan risalah The Fed tersebut. Pasalnya, di tengah perang dagang AS-China yang terus saja berkecamuk, belum lagi potensi meletusnya perang dagang AS-Uni Eropa, pemangkasan tingkat suku bunga acuan tentu dianggap menjadi hal yang paling bijak.
Dari dalam negeri, efek dari kericuhan (riot) di depan kantor Bawaslu dan sekitarnya membuat perdagangan saham di bursa kurang begitu ramai. Hanya senilai Rp 6,8 triliun, itu pun didominasi aksi jual investor dalam negeri.
Hari ini diharapkan asing bisa kembali ke pasar saham domestik setelah keluar cukup banyak di pasar regular dari awal tahun. Nilai net sell asing secara year to date mencapai Rp 3,35 triliun.
Tidak hanya IHSG, rupiah pun merana di pasar spot kemarin dengan pelemahan 0,31% diperdagangkan pada Rp 14.520/$US.
Dari sisi teknikal, IHSG menunjukkan tanda-tanda konsolidasi terhadap arah pergerakan selanjutnya seiring terbentuknya pola doji.
Secara pergerakan, IHSG masih bergerak sedikit di atas level rata-rata nilainya dalam lima hari perdagangan terakhirnya (moving average/MA5).
Mengingat faktor dari sentimen negatif di dalam negeri cukup mendominasi, serta indikator teknikal stochastic slow belum menunjukkan jenuh jual (oversold), maka IHSG berpotensi bergerak di zona merah dengan koreksi terbatas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Untuk perdagangan hari ini Kamis (23/5/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan potensi kembali melemah. level pergerakannya berpotensi antara 5.900 hingga 5.975.
Dari bursa global khususnya Wall Street Amerika Serikat (AS) kemarin berakhir negatif. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,39%, S&P 500 turun 0,28%, dan Nasdaq Composite minus 0,45%.
Minutes of meeting edisi 30 April-1 Mei, mengindikasikan bahwa Jerome Powell (Gubernur The Fed) dan kolega tak akan mengubah tingkat suku bunga acuan dalam beberapa waktu ke depan, dilansir dari CNBC International.
Wajar jika pelaku pasar saham AS kecewa dengan risalah The Fed tersebut. Pasalnya, di tengah perang dagang AS-China yang terus saja berkecamuk, belum lagi potensi meletusnya perang dagang AS-Uni Eropa, pemangkasan tingkat suku bunga acuan tentu dianggap menjadi hal yang paling bijak.
Dari dalam negeri, efek dari kericuhan (riot) di depan kantor Bawaslu dan sekitarnya membuat perdagangan saham di bursa kurang begitu ramai. Hanya senilai Rp 6,8 triliun, itu pun didominasi aksi jual investor dalam negeri.
Hari ini diharapkan asing bisa kembali ke pasar saham domestik setelah keluar cukup banyak di pasar regular dari awal tahun. Nilai net sell asing secara year to date mencapai Rp 3,35 triliun.
Tidak hanya IHSG, rupiah pun merana di pasar spot kemarin dengan pelemahan 0,31% diperdagangkan pada Rp 14.520/$US.
Dari sisi teknikal, IHSG menunjukkan tanda-tanda konsolidasi terhadap arah pergerakan selanjutnya seiring terbentuknya pola doji.
![]() |
Mengingat faktor dari sentimen negatif di dalam negeri cukup mendominasi, serta indikator teknikal stochastic slow belum menunjukkan jenuh jual (oversold), maka IHSG berpotensi bergerak di zona merah dengan koreksi terbatas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular