Ada Demo Ricuh di Jakarta, Rupiah Terlemah Ketiga di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 May 2019 11:33
Ada Demo Ricuh di Jakarta, Rupiah Terlemah Ketiga di Asia
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Faktor eksternal memang mempengaruhi, tetapi sentimen domestik juga tidak membantu rupiah. 

Pada Rabu (22/5/2019) pukul 11:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.510. Rupiah melemah 0,24% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya dan menyentuh titik terlemah sejak 28 Desember 2018. 

 

Kala pembukaan pasar, rupiah masih menguat tipis 0,07%. Namun itu ternyata fana belaka, karena rupiah terpeleset ke jalur merah. Bahkan depresiasi rupiah semakin dalam dan dolar AS menembus level Rp 14.500. 


Rupiah yang sempat menjadi salah satu mata uang terbaik di Asia kini berubah nasib. Depresiasi 0,24% membuat rupiah menjadi mata uang terlemah ketiga di Benua Kuning. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 11:07 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Dolar AS mendapat angin karena investor menunggu rilis notulensi rapat (minutes of meeting) komite pengambil kebijakan The Federal Reserve/The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) edisi Mei. Pada bulan ini, Jerome 'Jay' Powell dan kolega memang menahan suku bunga acuan di kisaran 2,25-2,5%. 

Namun dalam rapat tersebut investor ingin mencari petunjuk lebih jauh mengenai arah kebijakan moneter AS. The Fed menyatakan masih sabar untuk mengubah target suku bunga acuan sembari menunggu data-data terbaru baik itu inflasi, pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja, sampai dinamika global. 


Oleh karena itu, peluang penurunan suku bunga acuan belum terlihat. Bagi dolar AS, suku bunga tidak turun saja sudah bagus. Tidak bisa disamakan seperti tahun lalu, di mana Federal Funds Rate naik sampai empat kali. 

Investor ingin mencari tahu, memastikan seperti apa 'suasana kebatinan' dalam rapat tersebut. Sambil menunggu, pelaku pasar sepertinya memilih untuk mengoleksi dolar AS. 

Sementara dari dalam negeri, dinamika usai pengumuman hasil Pemilu 2019 masih saja belum kondusif. Sejak kemarin terjadi aksi penolakan atas hasil Pemilu yang memenangkan pasangan capres-cawapres Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin. 

Bentrok antara aparat dan keamanan dan demonstran tidak terhindarkan. Bahkan kericuhan meluas, tidak hanya di sekitar kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) tetapi sampai ke daerah Petamburan dan Tanah Abang, Jakarta Pusat. 

Gesekan masih terjadi sampai jelang siang ini dan belum ada tanda-tanda segera selesai. Situasi keamanan yang seperti ini tentu membuat investor tidak nyaman, terutama asing. 

Di pasar saham, investor asing membukukan jual bersih Rp 19,14 miliar di pasar reguler pada pukul 11:21 WIB. Tanpa suntikan 'darah', rupiah pun semakin mantap melemah.  



TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular