Perang Dagang Kian Menyengat, Bursa Saham Asia Terkulai

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
20 May 2019 17:45
Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia menutup perdagangan pertama di pekan ini di zona merah.
Foto: REUTERS/Aly Song
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia menutup perdagangan pertama Senin pekan ini (20/5/2019) di zona merah: indeks Shanghai jatuh 0,41%, indeks Hang Seng terkoreksi 0,57%, dan indeks Kospi turun tipis 0,09 poin.

Hawa panas perang dagang AS-China yang kian menyengat masih memantik aksi jual atas saham-saham di Benua Kuning.

Beberapa sumber mengatakan bahwa diskusi untuk mempersiapkan dialog dagang lanjutan antara AS dan China telah dihentikan, seiring dengan serangan yang diluncurkan Presiden AS Donald Trump kepada perusahaan telekomunikasi asal China, salah satunya Huawei, seperti dilansir dari CNBC International.

Perang Dagang Kian Menyengat, Bursa Saham Asia TerkulaiFoto: CFO Huawei Cari Jalan Keluar Ekstradisi (CNBC Indonesia TV)

Seperti yang diketahui, pekan lalu Trump mendeklarasikan kondisi darurat nasional terkait ancaman yang dihadapi sektor teknologi AS melalui sebuah perintah eksekutif.

Hal tersebut memberikan kuasa kepada Menteri Perdagangan Wilbur Ross (dengan konsultasi bersama beberapa pejabat tingkat tinggi lainnya) untuk memblokir transaksi yang melibatkan informasi atau teknologi komunikasi yang "membawa risiko tinggi terhadap keamanan nasional AS".

Menindaklanjuti perintah eksekutif yang dikeluarkan Trump, Departemen Perdagangan AS menambahkan Huawei Technologies dan perusahaan afiliasinya ke dalam daftar Entity List dari Bureau Industry and Security (BIS). Masuknya Huawei ini pada intinya akan membuat raksasa teknologi asal China itu lebih sulit untuk melakukan bisnis dengan perusahaan asal AS.

Ancaman dari Trump tersebut kini terlihat sudah membuahkan hasil negatif bagi China. Seorang sumber yang mengetahui informasi itu, kepada Reuters, Minggu (19/5/2019), mengatakan bahwa induk usaha Google, Alphabet telah menghentikan sementara beberapa kegiatan bisnisnya dengan Huawei. Kegiatan bisnis bersama Huawei berkaitan dengan pengalihan perangkat keras, piranti lunak, dan layanan teknis kecuali yang tersedia secara publik melalui lisensi open source.


Langkah Alphabet itu berpotensi mengguncang bisnis ponsel pintar Huawei di luar China karena perusahaan akan kehilangan akses atas pembaruan sistem operasi Google, Android.

Versi selanjutnya dari berbagai ponsel pintar Huawei juga tidak akan memiliki akses ke layanan-layanan populer, seperti aplikasi Google Play Store, Gmail, dan YouTube.

Tak hanya Alphabet, Intel, Qualcomm, Xilinx, dan Broadcom telah menginformasikan kepada para karyawannya bahwa mereka akan berhenti menyuplai Huawei sampai dengan pemberitahuan lebih lanjut, seperti diinformasikan oleh orang-orang yang memahami masalah tersebut, dilansir dari Bloomberg.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/ank) Next Article Investor Tunggu Inflasi AS & Risalah The Fed, Bursa Saham Asia Lesu

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular