
Jelang 22 Mei, kok Dolar Singapura Menguat Signifikan?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
20 May 2019 13:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Senin ini (20/5/19) kendati sepi sentimen perdagangan pada awal pekan ini.
Dibandingkan dengan dolar Amerika Serikat (AS) dan Australia yang cenderung mendatar, penguatan mata uang negeri tetangga dekat Indonesia ini jauh lebih tinggi, padahal pasar Singapura sedang libur Waisak praktis tidak ada sentimen dalam negeri yang mempengaruhi.
Pada pukul 12:20 WIB, dolar Singapura di pasar spot dihargai Rp 10.502,98 atau menguat 0,16%, sementara dolar AS dan dolar Australia berada di kisaran Rp 14.450 (+0,03%) dan Rp 9.999,40 (+0,01%) mengutip data dari Refinitiv.
Dari Tanah Air, adanya risiko terganggunya stabilitas dalam negeri saat pengumuman hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 22 Mei nanti memberikan tekanan bagi rupiah.
Secara teoritis, penguatan nilai suatu mata uang dapat terjadi akibat tingginya permintaan. Ada kemungkinan penguatan dolar Singapura lebih tinggi dibandingkan lainnya akibat peningkatan permintaan dari Indonesia sebagai antisipasi 22 Mei nanti.
Sebelumnya, aparat kepolisian sudah menangkap sebanyak 29 teroris yang diduga akan melancarkan serangan pada 22 Mei mendatang. Penangkapan dilakukan langsung oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.
Menyusul tertangkapnya terduga teroris tersebut, Polri meminta masyarakat tidak melakukan aksi turun ke jalan pada hari tersebut untuk mengantisipasi tindakan teror.
Berikut kurs jual beli dolar Singapura di beberapa bank di Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas) Next Article Jaga Kestabilan Rupiah, BI-7 D RRR Diprediksi Sulit
Dibandingkan dengan dolar Amerika Serikat (AS) dan Australia yang cenderung mendatar, penguatan mata uang negeri tetangga dekat Indonesia ini jauh lebih tinggi, padahal pasar Singapura sedang libur Waisak praktis tidak ada sentimen dalam negeri yang mempengaruhi.
Pada pukul 12:20 WIB, dolar Singapura di pasar spot dihargai Rp 10.502,98 atau menguat 0,16%, sementara dolar AS dan dolar Australia berada di kisaran Rp 14.450 (+0,03%) dan Rp 9.999,40 (+0,01%) mengutip data dari Refinitiv.
Dari Tanah Air, adanya risiko terganggunya stabilitas dalam negeri saat pengumuman hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 22 Mei nanti memberikan tekanan bagi rupiah.
Secara teoritis, penguatan nilai suatu mata uang dapat terjadi akibat tingginya permintaan. Ada kemungkinan penguatan dolar Singapura lebih tinggi dibandingkan lainnya akibat peningkatan permintaan dari Indonesia sebagai antisipasi 22 Mei nanti.
Sebelumnya, aparat kepolisian sudah menangkap sebanyak 29 teroris yang diduga akan melancarkan serangan pada 22 Mei mendatang. Penangkapan dilakukan langsung oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.
Menyusul tertangkapnya terduga teroris tersebut, Polri meminta masyarakat tidak melakukan aksi turun ke jalan pada hari tersebut untuk mengantisipasi tindakan teror.
Berikut kurs jual beli dolar Singapura di beberapa bank di Indonesia.
Bank | Kurs Beli | Kurs Jual |
Mega | 10.310 | 10.816 |
BCA | 10.502,59 | 10.550,59 |
BRI | 10.471,50 | 10.608,19 |
Mandiri | 10.491,00 | 10.551,00 |
BNI | 10.498,00 | 10.555,00 |
BTN | 10.385,00 | 10.701,00 |
Permata | 10.300,20 | 10.698,15 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas) Next Article Jaga Kestabilan Rupiah, BI-7 D RRR Diprediksi Sulit
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular