Analisis Teknikal

Jelang Akhir Pekan, Akankah IHSG Melemah 5 Hari Berturut

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
17 May 2019 08:19
Koreksi kemarin merupakan hari ke-4 berturut-turut koreksi IHSG yang ditutup melemah 1,42% pada level 5.895.
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin kembali mengalami pelemahan lebih dari 1%. Koreksi kemarin merupakan hari ke-4 berturut-turut koreksi IHSG yang ditutup melemah 1,42% pada level 5.895.

Untuk perdagangan hari ini Jumat (17/5/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan melemah. Level pergerakan IHSG akan di uji pada kisaran 5.845 hingga 5.945.

Dari bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) pagi tadi di tutup menguat dan berpotensi memberi angin segar bagi bursa utama Asia. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,84%, S&P 500 terangkat 0,89%, dan Nasdaq Composite melompat 0,97%.

Rilis data ekonomi AS juga mempertebal keyakinan pelaku pasar. Pembangunan rumah baru (housing starts) pada April naik 5,7% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 1,23 juta unit. Lebih baik ketimbang konsensus pasar yang memperkirakan di 1,2 juta unit.

Suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Negeri Paman Sam pun berangsur-angsur turun menjadi 4,1% pada April dibandingkan puncaknya yang sempat mencapai 4,94% pada November 2018.

Langkah The Federal Reserve/The Fed yang berhenti menaikkan suku bunga acuan sejak akhir tahun lalu menjadi penyebab penurunan bunga KPR.

Kemudian klaim tunjangan pengangguran pada pekan yang berakhir 11 Mei turun 16.000 menjadi 212.000. Lebih rendah dibandingkan konsensus pasar yang memperkirakan di angka 220.000.

Dari dalam negeri, kemarin Bank Indonesia (BI) melakukan langkah mempertahankan suku bunga acuannya yakni BI 7 day RR di level 6%.

Pasar terlihat galau meski BI tidak menaikkan suku bunga acuannya. Maklum, pasar masih belum bisa "move on" dari data neraca dagang RI bulan April yang mengalami defisit sebesar US$ 2,56. Defisit tersebut jauh melemah dibandingkan kuartal yang sama tahun 2018 sebesar US$ 1,41 miliar.

Investor asing pun masih melanjutkan aksi jual portofolio sahamnya dengan membukukan jual bersih (net sell) sebesar Rp 828 miliar di pasar reguler. Sejak awal tahun, asing tercatat net sell 1,21 triliun di pasar yang sama.

Dari sisi teknikal, IHSG masih dalam kondisi di bawah tekanan. Pola lilin hitam (black candle) yang terbentuk mengindikasikan kontinuitas penurunan tren pada perdagangan akhir pekan hari ini.
Sumber: Refinitiv
IHSG semakin nyaman bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5), sehingga potensi pelemahan lebih dominan.

Indeks juga masih bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam dua ratus hari (MA200). Hal ini menunjukkan adanya koreksi pada pergerakan tren utama (major trend).

Adapun level penahan koreksinya (support) jika terjadi penurunan kembali esok hari berada di 5.825.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular