
Analisis Teknikal
Tetap Waspada, IHSG Belum Lepas dari Tekanan
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
15 May 2019 18:33

Jakarta,CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup pada zona merah. Tak tanggung-tanggung, IHSG anjlok 1,48% ke level 5.980, Rabu (15/5/2019). IHSG meninggalkan level 6.000, sekaligus melemah di atas 1% selama 3 hari berturut-turut.
Pelemahan IHSG berlawanan dengan bursa utama Asia yang cenderung menghijau. Indeks Shanghai China melompat 1,91%, Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,51%, Kospi Korea Selatan terangkat 0,52%, dan indeks Hang Seng Hong Kong terapresiasi 0,49%.
BPS mencatat, sepanjang periode Januari-April 2019 neraca dagang RI yang tercatat defisit sebesar US$ 2,56. Capaian tersebut jauh lebih rendah dibandingkan periode kuartal yang sama tahun 2018 yang juga mencatat defisit namun hanya sebesar US$ 1,41 miliar.
Melihat kondisi tersebut, investor asing kembali melanjutkan aksi jual portofolio sahamnya. Asing tercatat membukukan jual bersih sebesar Rp 510 miliar di pasar reguler.
Investor lokal juga melakukan aksi jualnya sehingga semua sektor hampir terlihat memerah kecuali agrikultur yang menguat tipis sebesar 0,08%. Secara persentase, sektor infrastruktur melemah paling dalam sebesar 2,8%, diikuti industri dasar dengan pelemahan 2,46%.
Koreksi dalam IHSG tersebut disebabkan oleh data neraca dagang yang memburuk dan ikut menekan nilai tukar rupiah. Pada penutupan di pasar spot hari ini, rupiah dibanderol Rp 14.455/$US, secara persentase melemah 0,21% atau turun 30 poin dibandingkan posisi hari sebelumnya.
besok, Bank Indonesia akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuannya. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate bertahan di angka 6% pada bulan ini.
Secara teknikal, IHSG masih masih belum bisa keluar dari tekanan. Terbentuknya pola lilin hitam panjang (long black candle) mengindikasikan potensi penurunan pada perdagangan esok.
Dalam jangka pendek, indeks tampak nyaman bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5).
Pada rentang yang lebih panjang, posisi indeks bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam dua ratus hari (MA200). Hal ini menunjukkan adanya koreksi pada pergerakan tren utama (major trend).
Sehingga potensi koreksi berpotensi masih berlanjut, adapun level penahan koreksinya (support) yang terdekat berada di 5.950. Apabila tertembus, IHSG berpotensi menguji level 5.870.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Pelemahan IHSG berlawanan dengan bursa utama Asia yang cenderung menghijau. Indeks Shanghai China melompat 1,91%, Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,51%, Kospi Korea Selatan terangkat 0,52%, dan indeks Hang Seng Hong Kong terapresiasi 0,49%.
BPS mencatat, sepanjang periode Januari-April 2019 neraca dagang RI yang tercatat defisit sebesar US$ 2,56. Capaian tersebut jauh lebih rendah dibandingkan periode kuartal yang sama tahun 2018 yang juga mencatat defisit namun hanya sebesar US$ 1,41 miliar.
Investor lokal juga melakukan aksi jualnya sehingga semua sektor hampir terlihat memerah kecuali agrikultur yang menguat tipis sebesar 0,08%. Secara persentase, sektor infrastruktur melemah paling dalam sebesar 2,8%, diikuti industri dasar dengan pelemahan 2,46%.
Koreksi dalam IHSG tersebut disebabkan oleh data neraca dagang yang memburuk dan ikut menekan nilai tukar rupiah. Pada penutupan di pasar spot hari ini, rupiah dibanderol Rp 14.455/$US, secara persentase melemah 0,21% atau turun 30 poin dibandingkan posisi hari sebelumnya.
besok, Bank Indonesia akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuannya. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate bertahan di angka 6% pada bulan ini.
Secara teknikal, IHSG masih masih belum bisa keluar dari tekanan. Terbentuknya pola lilin hitam panjang (long black candle) mengindikasikan potensi penurunan pada perdagangan esok.
![]() |
Pada rentang yang lebih panjang, posisi indeks bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam dua ratus hari (MA200). Hal ini menunjukkan adanya koreksi pada pergerakan tren utama (major trend).
Sehingga potensi koreksi berpotensi masih berlanjut, adapun level penahan koreksinya (support) yang terdekat berada di 5.950. Apabila tertembus, IHSG berpotensi menguji level 5.870.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular