Aksi Balasan China Diprediksi Kembali Bebani Pasar Obligasi

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
14 May 2019 09:15
Kemarin, harga obligasi rupiah pemerintah kembali terkoreksi setelah mengalami penguatan yang memberi nafas pada pasar efek surat utang pada Jumat lalu.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar obligasi rupiah pemerintah diprediksi akan kembali melemah akibat aksi balasan China dalam perang dagang yang mengancam pengenaan tarif terhadap komoditas perdagangan Amerika Serikat. 

Maximilianus Nico Demus, Associate Director PT Pilarmas Investindo Sekuritas, dalam risetnya pagi ini (14/5/19) memprediksi pelemahan akan terjadi ketika dibuka dan akan bertahan di zona merah sepanjang hari.  

"Kami merekomendasikan wait and see hari ini, boleh membeli apabila hanya untuk jangka panjang," ujar Nico dalam risetnya tersebut. 

Dia mengatakan selain perang dagang China-Amerika Serikat, ancaman perang dagang lain juga datang dari Uni Eropa yang juga mempersiapkan aksi balasan terhadap rencana pengenaan tarif mobil Eropa yang masuk ke Amerika Serikat.  

Kemarin, harga obligasi rupiah pemerintah kembali terkoreksi setelah mengalami penguatan yang memberi nafas pada pasar efek surat utang pada Jumat lalu. 

Pada akhir pekan lalu, pasar obligasi berhasil menguat setelah terkoreksi beruntun dalam 13 hari bursa terakhir.  

Koreksi kemarin dibukukan di akhir perdagagan meskipun hampir selama sehari penuh terjadi penguatan di pasar, yang menunjukkan adanya pembalikan arah di akhir hari dan ditengarai membuat nilai tukar rupiah tertekan hari ini. 

Meskipun koreksi yang mencerminkan tekanan jual tersebut masih terjadi, tetapi tidak terlihat keluarnya arus dana asing dari pasar obligasi Indonesia karena jumlahnya masih Rp 959,45 triliun atau 38,33% dari total beredar berdasarkan data per 8 Mei. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(irv/hps) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular