Seri Edukasi Teknikal

Mengenal Charles Dow dan Teorinya (1)

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
12 May 2019 17:33
Mengenal Charles Dow dan Teorinya (1)
Foto: cover/Charles dow/ Edward ricardo
Jakarta, CNBC Indonesia - Charles Dow merupakan pemilik sekaligus editor pada sebuah media bernama The Wall Street Journal di Amerika Serikat (AS). Bersama dengan Edward Jones, ia membuat Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang merupakan indeks saham tertua di AS.

Ia tidak pernah menulis buku tentang teori pasarnya tersebut, namun ia menulis beberapa editorial tentang pandangannya mengenai pergerakan pasar hingga ia meninggal pada tahun 1902.

Meskipun teori dow sudah ada lebih dari 100 tahun yang lalu, teori tersebut masih dianggap valid hingga saat ini di mana kondisi pasar sudah syarat akan perkembangan teknologi.

Setelah Charles Dow wafat, S.A. Nelson dan William Hamilton kemudian menyempurnakan teori tersebut. Nelson bahkan menjadi orang pertama yang menggunakan istilah "Teori Dow" Dalam bukunya yang berjudul The ABC of Stock Speculation. 

Hamilton kemudian menjelaskan teori dow lebih detail dalam buku karangannya yang berjudul The Stock Market Barometer pada tahun 1922.

Tidak berhenti sampai di situ, ia menyempurnakan lagi teori dow melalui artikel - artikel yang diterbitkannya di The Wall Street Journal antara tahun 1902 hingga 1929.

Pada tahun 1932, Robert Rhea menyempurnakan analisis Charles Dow dan Hamilton melalui bukunya yang berjudul The Dow Theory.

Rhea membaca, mempelajari, dan mengungkapkan secara gamblang sebanyak 252 editorial yang ditulis oleh Dow (1900-1902) dan Hamilton (1902-1929). Ada beberapa asumsi yang harus dipahami sebelum mempelajari teori dow tersebut:

Manipulation

Asumsi pertama adalah: Tren jangka panjang (primary trend) tidak dapat dimanipulasi. Hamilton dalam tulisannya tidak membantah kemungkinan adanya spekulan, maupun spesialis
i di pasar modal atau siapa pun yang dapat memanipulasi harga saham.

Dia berasumsi bahwa perdagangan jangka pendek (minor) baik intraday maupun day to day mempunyai kemungkinan untuk dimanipulasi.

Tren jangka pendek (minor
trend) dapat dilihat secara jam hingga minggu, yang mana jangka waktu tersebut masih berpotensi untuk dimanipulasi oleh institusi besar, spekulator dengan menggunakan berita atau rumor untuk tujuan tertentu.

Tren jangka panjang dapat mulai dilihat setelah satu bulan, yang akan sangat sulit untuk dimanipulasi secara keseluruhan.

Averages Discount Everything

Asumsi kedua adalah: pasar yang ada di bursa telah mencerminkan semua informasi yang ada. Karenanya, segala sesuatu yang perlu diketahui oleh investor telah tercermin di pasar itu sendiri, yang mana tercermin oleh pergerakan harga saham itu sendiri.

Harga saham yang ada di pasar tersebut mewakili semua harapan, ketakutan-ketakutan, ekspektasi akan tingkat bunga, ekspektasi laba perusahaan, proyeksi pendapatan, pemilihan presiden, dan lain sebagainya.

Terkadang, kejadian yang tidak diharapkan juga dapat terjadi, tetapi pengaruhnya hanya akan berpengaruh terhadap tren jangka pendek saja. Tren utama/jangka panjang tetap tidak akan terpengaruh.

Pasar terkadang akan bereaksi negatif terhadap kabar positif. Bagi Hamilton, alasannya sederhana: pasar selalu melihat ke depan. Pada saat berita banyak beredar, maka berita tersebut sebenarnya telah tercermin di dalam harga suatu saham.

Seperti pepatah lama di Wall Street, “buy the rumor, sell the news”.

Dow Theory Is Not Infallible


Asumsi ketiga adalah: bahwa teori dow tidaklah sempurna. Hamilton dan Dow mengakui bahwa Teori Dow bukan cara yang pasti untuk mengalahkan pasar.

Teori tersebut hanya dipandang sebagai seperangkat pedoman maupun prinsip-prinsip untuk membantu investor serta traders dengan pembelajaran diri mereka sendiri terhadap pasar. Teori Dow hanya memberikan mekanisme cara berpikir bagi investor, untuk membantu menghilangkan sebagian emosi saja.

Investor tidak boleh dipengaruhi oleh keinginan mereka sendiri. Ketika menganalisis pergerakan pasar, pastikan untuk berpikir objektif dan lihatlah apa yang ada di sana, bukan apa yang menjadi keinginan terhadap pasar.

Teori Dow menyediakan mekanisme-mekanisme bagi trader untuk membuat keputusan dalam mengurangi ketidakjelasan. Suatu metode untuk mengidentifikasi tren utama/primer secara lebih jelas.

Meskipun teori ini tidak dimaksudkan untuk trading jangka pendek, namun masih cukup bernilai bagi para trader. Tidak peduli jangka waktu, Dow Teori selalu dapat digunakan untuk mengidentifikasi tren utama.

Menurut Hamilton, mereka yang berhasil menerapkan Teori Dow jarang melakukan trading lebih dari empat atau lima kali dalam setahun. Perlu diingat bahwa pergerakan secara intraday, harian maupun jangka menengah rentan akan manipulasi, tetapi primary trend kebal dari manipulasi.

Hamilton dan Dow tidak khawatir tentang beberapa poin (entry level), atau untuk mendapatkan harga atas maupun harga bawah yang pas. Perhatian utama mereka hanya tertuju pada gerakan-gerakan besar.

Baik Hamilton dan Dow merekomendasikan pasar yang berbasis secara harian, tetapi mereka juga meminimalkan efek anomali pergerakan dengan berkonsentrasi pada tren utama (primary).

Bersambung.......


TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam)

Tags
Recommendation
Most Popular