Analisis Teknikal

Pertama Kali Minus di 2019, Mampukah Sesi II IHSG Menguat?

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
10 May 2019 13:24
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal I-2019 sebenarnya mencatatkan surplus sebesar US$ 2,4 miliar,
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta,CNBC Indonesia - Sempat bergerak di zona hijau pada awal perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi I di tutup minus 0,33% ke level 6.178, Jumat (10/5/2019). Kinerja IHSG sejak awal tahun minus 0,26%, menjadikan kinerja negatif pertama tahun 2019.

Pelaku pasar semakin deras menjual portofolio sahamnya melihat data defisit pada transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang mencapai US$ 6,96 miliar atau setara dengan 2,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Defisit tersebut jauh lebih dalam dibandingkan kuartal I-2018 sebesar US$ 5,19 miliar atau 2,01% PDB. Adapun data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal I-2019 masih surplus sebesar US$ 2,4 miliar, jauh lebih baik ketimbang kuartal I-2018 yang defisit US$ 3,8 miliar.

Melihat defisit pada pos current account, investor cenderung melepas aset berisiko seperti saham. IHSG pun sempat melemah hingga 0,8% sebelum di tutup dengan pelemahan 0,33% pada perdagangan setengah sesi.

Hampir semua sektor melemah kecuali infrastruktur yang menguat 0,44%. Adapun sektor industri dasar melemah paling dalam secara persentase yakni sebesar 1,27%.

Sementara itu, investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) hingga Rp 218 miliar. Sejak awal tahun, net buy investor asing semakin mengecil dengan hanya tersisa Rp 2,57 triliun.

Secara teknikal, IHSG masih berpotensi menutup pekan di zona hijau meski dengan penguatan yang tidak terlalu besar. Hal ini terlihat dari pergerakan grafik harian (intraday chart) yang mulai memperlihatkan arah gerak kenaikan.

IHSG sebenarnya sudah memasuki level jenuh jualnya (oversold), jika mengacu pada indikator teknikal stochastic slow yang mengukur tingka kejenuhan suatu pergerakan.
Sumber: Refinitiv
Level penghalang kenaikan (resistance) yang perlu dilewati IHSG secara mulus yang terdekat berada di 6.180 IHSG.

Secara pergerakan, IHSG bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5), artinya masih cenderung tertekan dalam jangka pendek.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular