Korea Utara Uji Coba Senjata Lagi, Bursa Saham Asia Ambruk
                    Houtmand P Saragih & Anthony Kevin, 
                CNBC Indonesia
    
    09 May 2019 17:26
    
    
        
    
                
                    
                    
                    
                    
                                        
                    
                                        
                    
                    Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia babak belur pada perdagangan hari ini: indeks Nikkei turun 0,93%, indeks Shanghai melemah 1,48%, indeks Hang Seng ambruk 2,39%, indeks Straits Times terkoreksi 0,43%, dan indeks Kospi anjlok 3,04%.
Potensi ribut-ribut AS-Korea Utara memantik aksi jual dengan intensitas yang besar di bursa saham kawasan Asia, khususnya Korea Setelatan. Dilansir dari CNBC International, pejabat militer Korea Selatan telah mengonfirmasi bahwa Korea Utara menembakkan sebuah proyektil yang tak dapat diidentifikasi pada hari ini pukul 16:30 waktu setempat.
"Kami mengonfirmasi bahwa Korea Utara telah menembakkan sebuah proyektil yang tak dapat diidentifikasi ke arah timur dari area Sinori yang terletak di bagian utara Provinsi Pyongan pada sekitar pukul 03:30 ET/16:30 waktu setempat," kata pejabat militer Korea Selatan tersebut kepada NBC News pada hari Kamis.
  
  
  
  
Uji coba pada hari ini menandai yang ketiga setelah negosiasi antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un terkait denuklirisasi pada Februari silam berakhir tanpa kesepakatan. Pada hari Sabtu (4/5/2019), Korea Utara diketahui meluncurkan beberapa roket dan setidaknya satu misil jarak pendek.
Sejauh ini, AS memang masih kalem dalam menanggapi langkah yang diambil Korea Utara. Terkait dengan uji coba pada hari Sabtu, Gedung Putih hanya menyatakan bahwa pihaknya menyadari tindakan Korea Utara dan akan terus memantau seperlunya.
Namun, dengan uji coba yang terus digeber oleh Korea Utara, AS pada akhirnya bisa dibuat panas. Mengantisipasi hal tersebut, aksi jual dilakukan terlebih dahulu oleh pelaku pasar saham Asia.
Selain itu, pelaku pasar juga grogi menantikan negosiasi dagang AS-China yang akan digelar di Washington pada hari ini dan besok waktu setempat. Pasalnya, menjelang dimulainya negosiasi dagang tersebut, awan gelap malah menyelimuti hubungan kedua negara.
Kemarin (8/5/2019), Kantor Perwakilan Dagang AS secara resmi mengumumkan bahwa bea masuk terhadap produk China senilai US$ 200 miliar akan naik menjadi 25% dari 10% pada hari Jumat dini hari nanti. Kenaikan bea masuk itu menyasar berbagai macam produk impor dari China seperti modem komputer dan router, penyedot debu, meubel, lampu, hingga bahan bangunan.
Langkah ini diambil oleh AS seiring dengan sikap China yang memilih mundur dari komitmen-komitmen yang sudah disepakati dengan AS sebelumnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat
                
            Potensi ribut-ribut AS-Korea Utara memantik aksi jual dengan intensitas yang besar di bursa saham kawasan Asia, khususnya Korea Setelatan. Dilansir dari CNBC International, pejabat militer Korea Selatan telah mengonfirmasi bahwa Korea Utara menembakkan sebuah proyektil yang tak dapat diidentifikasi pada hari ini pukul 16:30 waktu setempat.
"Kami mengonfirmasi bahwa Korea Utara telah menembakkan sebuah proyektil yang tak dapat diidentifikasi ke arah timur dari area Sinori yang terletak di bagian utara Provinsi Pyongan pada sekitar pukul 03:30 ET/16:30 waktu setempat," kata pejabat militer Korea Selatan tersebut kepada NBC News pada hari Kamis.
Sejauh ini, AS memang masih kalem dalam menanggapi langkah yang diambil Korea Utara. Terkait dengan uji coba pada hari Sabtu, Gedung Putih hanya menyatakan bahwa pihaknya menyadari tindakan Korea Utara dan akan terus memantau seperlunya.
Namun, dengan uji coba yang terus digeber oleh Korea Utara, AS pada akhirnya bisa dibuat panas. Mengantisipasi hal tersebut, aksi jual dilakukan terlebih dahulu oleh pelaku pasar saham Asia.
Selain itu, pelaku pasar juga grogi menantikan negosiasi dagang AS-China yang akan digelar di Washington pada hari ini dan besok waktu setempat. Pasalnya, menjelang dimulainya negosiasi dagang tersebut, awan gelap malah menyelimuti hubungan kedua negara.
Kemarin (8/5/2019), Kantor Perwakilan Dagang AS secara resmi mengumumkan bahwa bea masuk terhadap produk China senilai US$ 200 miliar akan naik menjadi 25% dari 10% pada hari Jumat dini hari nanti. Kenaikan bea masuk itu menyasar berbagai macam produk impor dari China seperti modem komputer dan router, penyedot debu, meubel, lampu, hingga bahan bangunan.
Langkah ini diambil oleh AS seiring dengan sikap China yang memilih mundur dari komitmen-komitmen yang sudah disepakati dengan AS sebelumnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat
        Tags  
    
    
		Related Articles	
    
        Recommendation
        
    
    
    Most Popular