
Bursa AS Diproyeksi Masih Nangkring di Teritori Negatif
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
07 May 2019 19:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Amerika Serikat (AS) berpeluang dibuka melemah pada perdagangan Selasa (7/5/2019), setelah indeks futures saham tercatat melemah yang mengindikasikan pelaku pasar cenderung menghindari bursa.
Pada pukul 07:00 waktu setempat, atau pukul 19 WIB, indeks futures Dow Jones melemah 173 poin, ke 26.323, indeks Nasdaq turun 61,5 poin ke 7.742, sedangkan S&P 500 melemah 20,5 poin ke 2.912.
Bursa Wall Street mengakhiri perdagangan Senin dengan koreksi yang terbatas, setelah pada sesi pembukaan pagi anjlok parah. Artinya, pelaku pasar cenderung masih menyimpan optimisme bahwa Beijing dan Washington akan mencapai kesepakatan di tengah pengenaan tarif baru dari pihak AS.
Namun, pelaku pasar masih menyimpan kekhawatiran bahwa perang dagang masih akan berlarut-larut karena kebijakan Trump tersebut mengindikasikan belum adanya kepastian di depan mata.
"Saya berharap AS dan China akan mengatasi perbedaan mereka terkait isu perdagangan dengan lebih cepat," ujar Presiden dan Chief Investment Strategist Yardeni Research Ed Yardeni dalam ulasan investasinya, sebagaimana dikutip CNBC International.
Dalam cuitan di Twitter pada Minggu (5/5/2019) petang, Trump mengatakan bea masuk 10% terhadap produk China senilai US$200 miliar akan dinaikkan lagi menjadi 25%. Dia juga mengancam pengenaan tarif tambahan sebesar 25% pada produk lain senilai US$325 miliar.
Perwakilan Misi Perdagangan AS Robert Lighthizer mengatakan kenaikan tarif tersebut memang tidak terbendung. Namun, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menegaskan bahwa kenaikan tarif tersebut bisa dibatalkan jika negosiasi menunjukkan hasil yang memuaskan.
Wakil Perdana Menteri China Liu He diproyeksikan bergabung dalam delegasi yang berkunjung di AS pekan ini, menaikkan harapan akan tercapainya kesepakatan dagang. Namun, kunjungannya diperpendek menjadi Kamis dan Jumat, dari jadwal semula pada Rabu-Sabtu.
Di luar isu perang dagang, pelaku pasar juga mengantisipasi data pembukaan lapangan kerja di AS dan survei pekerja.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Pada pukul 07:00 waktu setempat, atau pukul 19 WIB, indeks futures Dow Jones melemah 173 poin, ke 26.323, indeks Nasdaq turun 61,5 poin ke 7.742, sedangkan S&P 500 melemah 20,5 poin ke 2.912.
Bursa Wall Street mengakhiri perdagangan Senin dengan koreksi yang terbatas, setelah pada sesi pembukaan pagi anjlok parah. Artinya, pelaku pasar cenderung masih menyimpan optimisme bahwa Beijing dan Washington akan mencapai kesepakatan di tengah pengenaan tarif baru dari pihak AS.
"Saya berharap AS dan China akan mengatasi perbedaan mereka terkait isu perdagangan dengan lebih cepat," ujar Presiden dan Chief Investment Strategist Yardeni Research Ed Yardeni dalam ulasan investasinya, sebagaimana dikutip CNBC International.
Dalam cuitan di Twitter pada Minggu (5/5/2019) petang, Trump mengatakan bea masuk 10% terhadap produk China senilai US$200 miliar akan dinaikkan lagi menjadi 25%. Dia juga mengancam pengenaan tarif tambahan sebesar 25% pada produk lain senilai US$325 miliar.
Perwakilan Misi Perdagangan AS Robert Lighthizer mengatakan kenaikan tarif tersebut memang tidak terbendung. Namun, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menegaskan bahwa kenaikan tarif tersebut bisa dibatalkan jika negosiasi menunjukkan hasil yang memuaskan.
Wakil Perdana Menteri China Liu He diproyeksikan bergabung dalam delegasi yang berkunjung di AS pekan ini, menaikkan harapan akan tercapainya kesepakatan dagang. Namun, kunjungannya diperpendek menjadi Kamis dan Jumat, dari jadwal semula pada Rabu-Sabtu.
Di luar isu perang dagang, pelaku pasar juga mengantisipasi data pembukaan lapangan kerja di AS dan survei pekerja.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular