Pasar Obligasi Koreksi Panjang, Dana Asing Belum Keluar

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
03 May 2019 19:25
Harga obligasi rupiah pemerintah sukses terkoreksi untuk hari ke-8 dan membentuk tren pelemahan beruntun terpanjang
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah sukses terkoreksi untuk hari ke-8 dan membentuk tren pelemahan beruntun terpanjang sejak akhir Juni tahun lalu. 

Penurunan disebabkan oleh data inflasi domestik yang di atas prediksi, melemahnya rupiah yang belum juga berhenti, serta nada hawkish The Fed terhadap kebijakan suku bunganya. 

Koreksi masih terjadi di pasar obligasi meskipun pasar keuangan global bergerak positif maupun negatif selama hampir 2 pekan ini. 

Meskipun demikian, belum ada arus dana asing keluar dari pasar SUN sampai data terakhir pada 29 April. 

Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.  

Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).  

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. 

Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun. 

Seri acuan yang paling melemah adalah FR0077 yang bertenor 5 tahun dengan kenaikan yield 9 basis poin (bps) menjadi 7,44%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.  

Tren koreksi hari ini sudah mencapai hari ke-8, hanya kalah dari pelemahan beruntun yang terjadi pada akhir Juni 2018 sepanjang 12 hari.

  
Yield Obligasi Negara Acuan 3 Mei'19
SeriJatuh tempoYield 2 Mei'19 (%)Yield 3 Mei'19 (%)Selisih (basis poin)Yield wajar IBPA 3 Mei'19
FR00775 tahun7.3527.4429.007.4253
FR007810 tahun7.8537.8721.907.8584
FR006815 tahun8.2918.3576.608.3392
FR007920 tahun8.3678.4114.408.4018
Avg movement5.47
Sumber: Refinitiv  

Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih melemah.  

Indeks tersebut turun 0,61 poin (0,25%) menjadi 245,21 dari posisi kemarin 245,82. 

Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 531 bps, menyempit dari posisi kemarin 534 bps.  

Yield US Treasury 10 tahun naik hingga 2,55% dari posisi kemarin 2,51%. 

Sejak pertama kali koreksi di rangkaian pelemahan pada 22 April lalu, investor asing masih masuk ke pasar SUN karena data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir masih menunjukkan dana asing masuk senilai Rp 9,54 triliun. 

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data DJPPR terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 962,57 triliun SBN, atau 38,44% dari total beredar Rp 2.504 triliun berdasarkan data per 29 April.  

Angka kepemilikannya masih positif Rp 69,32 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. 

Koreksi di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas dan pasar uang, yang masing-masingnya turun 0,86% dan m0,04%. 

Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan dialami oleh banyak negara yaitu Brasil, China, India, dan Filipina sedangkan tidak ada pasar obligasi di negara maju yang menguat.

  
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
NegaraYield 2 Mei'19 (%)Yield 3 Mei'19 (%)Selisih (basis poin)
Brasil9.0058.985-2.00
China3.433.416-1.40
Jerman0.0140.0362.20
Perancis0.3650.3841.90
Inggris1.1511.2025.10
India7.4157.391-2.40
Jepang-0.044-0.0350.90
Malaysia3.7973.8212.40
Filipina5.9375.85-8.70
Rusia8.128.131.00
Singapura2.1732.2538.00
Thailand2.4152.486.50
Amerika Serikat2.5112.5594.80
Afrika Selatan8.5358.617.50
Sumber: Refinitiv  

TIM RISET CNBC INDONESIA


(irv/irv) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular