Analisis Teknikal

Minim Sentimen Positif, IHSG Sulit Beranjak dari Zona Merah

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
03 May 2019 13:28
Ini ditambah dengan sikap The Fed yang tegas memberi sinyal suku bunga tak turun seperti yang diharapkan.
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat anjlok hingga 1,78% sebelum di tutup pada level 6.286 dengan koreksi 1,37%, Jumat (3/5/2019).

Data-data yang dirilis sejumlah negara kurang mendukung pertumbuhan ekonomi dunia. Ini ditambah dengan sikap The Fed yang tegas memberi sinyal suku bunga tak turun seperti yang diharapkan.

Indeks Hang Seng pada perdagangan Jumat (3/5/2019) pagi terkoreksi hingga 0,42%. Melansir trading economics, ekonomi Hong Kong kuartal I hanya tumbuh 0,5% secara tahunan (year on year/YoY), turun dari kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar 1,2% YoY.

Data Purchasing Managers Index (PMI) China versi Caixin pada kwartal I juga menunjukan kondisi stagnan berada di angka 50,2. Dibandingkan angka kwartal I tahun lalu pada angka 50,8.

Sementara keyakinan bisnis (business confidence) Zona Eropa bulan April diumumkan pada angka 0,42, jauh melambat dibandingkan bulan Maret pada angka 0,54.

Meskipun Gubernur The Fed Jerome Powell mengumumkan tingkat suku bunga acuan tidak berubah di level 2,25%-2,5%. Sayangnya pidatonya dibumbui pernyataan yang jauh dari nada dovish.

"Kami merasa stance kebijakan kami masih layak dipertahankan untuk saat ini. Kami tidak melihat ada tanda-tanda yang kuat untuk menuju ke arah sebaliknya. Saya melihat kita dalam jalur yang benar," tegas Powell dalam konferensi pers usai rapat, mengutip Reuters.

Saham-saham yang berada di Asia Pasifik menjadi kurang bersemangat cenderung melemah, menyusul Wall Street yang terkoreksi kemarin. Investor juga harap-harap cemas menunggu data non farm payrolls AS yang akan dirilis nanti malam.

Jika hasilnya di atas ekspektasi analis, bukan tidak mungkin langkah the Fed yang akan menurunkan suku bunga tidak terjadi tahun ini. Perlu dicatat bahwa perekonomian AS pada pembacaan pertama kwartal pertama tahun ini tumbuh mengesankan sebesar 3,2%. 

Analisis Teknikal
Sumber: Refinitiv
IHSG memang sedang diselimuti penurunan seiring dengan tren utama yang mengalami koreksi (minor correction), terbentuknya pola long black candle dalam dua hari ini semakin memperkuat periode penurunan tersebut.

Secara pergerakan, posisi IHSG mulai bergerak di bawah rata-rata nilainya selama 100 hari perdagangan (moving average/MA100), artinya ada koreksi dalam tren jangka menengahnya.

Secara jangka pendek, ruang pelemahan masih terbuka mengingat IHSG belum memasuki fase jenuh jualnya (overbought), berdasarkan indikator teknikal Stochastic Slow yang mengukur momentum tingkat kejenuhan.

Potensi IHSG mengakhiri pekan di zona merah sangat terbuka. Bahkan koreksi dapat berpotensi berlanjut pada minggu depan menguji level 6.190.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular