
Biayai Capex, Indosat Kaji Rights Issue Sampai Jual Menara
Monica Wareza, CNBC Indonesia
02 May 2019 18:37

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indosat Tbk (ISAT) mengkaji rencana untuk melakukan penerbitan saham baru (rights issue) dan penjualan sejumlah menara telekomunikasi (BTS) untuk memenuhi kebutuhan belanja modal (capital expenditure/Capex) hingga tiga tahun ke depan.
Direktur Utama Indosat Chris Kanter mengatakan perusahaan telah menganggarkan capex senilai US$ 2 miliar (Rp 28,20 triliun, asumsi lurs Rp 14.100/US$).
"Kita kan sudah dapat ijin dari shareholder alokasikan capex sampai US$ 2 miliar. Pembiayaannya ya banyak opsi, bisa obligasi dan rights issue, injeksi dari pemegang saham. (penjualan tower) juga salah satu opsi," kata Chris di Menara Indosat, Jakarta, Kamis (2/5).
Namun demikian, hingga saat ini perusahaan belum memutuskan berapa besar dana yang diperolehnya dari fund rising eksternal ini. Sebab, saat ini perusahaan masih memiliki pendanaan dari kas internal perusahaan.
Direktur Indosat Eyas Naif Saleh Assaf mengatakan perusahaan jelas-jelas membuka opsi pembiayaan yang luas baik dari internal maupun lewat pasar modal.
Adapun saat ini pihaknya juga tengah merencanakan untuk kembali menerbitkan obligasi tahap kedua yang merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Tahap III.
Beberapa waktu lalu perusahaan juga telah menerbitkan Obligasi dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan III Tahap 1 Tahun 2019 sebesar Rp 2 triliun.
Untuk kebutuhan tahun ini saja, Chris menjelaskan, tahun ini saja kebutuhan capex senilai Rp 10 triliun. 90% dana capex itu akan digunakan untuk pengembangan jumlah base transceiver station (BTS) 46 sebanyak 18.000 di tahun ini.
(hps/hps) Next Article Ternyata Ini Alasan Tuyul & Babi Ngepet Tak Curi Uang di Bank
Direktur Utama Indosat Chris Kanter mengatakan perusahaan telah menganggarkan capex senilai US$ 2 miliar (Rp 28,20 triliun, asumsi lurs Rp 14.100/US$).
"Kita kan sudah dapat ijin dari shareholder alokasikan capex sampai US$ 2 miliar. Pembiayaannya ya banyak opsi, bisa obligasi dan rights issue, injeksi dari pemegang saham. (penjualan tower) juga salah satu opsi," kata Chris di Menara Indosat, Jakarta, Kamis (2/5).
Namun demikian, hingga saat ini perusahaan belum memutuskan berapa besar dana yang diperolehnya dari fund rising eksternal ini. Sebab, saat ini perusahaan masih memiliki pendanaan dari kas internal perusahaan.
Adapun saat ini pihaknya juga tengah merencanakan untuk kembali menerbitkan obligasi tahap kedua yang merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Tahap III.
Beberapa waktu lalu perusahaan juga telah menerbitkan Obligasi dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan III Tahap 1 Tahun 2019 sebesar Rp 2 triliun.
Untuk kebutuhan tahun ini saja, Chris menjelaskan, tahun ini saja kebutuhan capex senilai Rp 10 triliun. 90% dana capex itu akan digunakan untuk pengembangan jumlah base transceiver station (BTS) 46 sebanyak 18.000 di tahun ini.
(hps/hps) Next Article Ternyata Ini Alasan Tuyul & Babi Ngepet Tak Curi Uang di Bank
Most Popular