
Kemarin Babak Belur, Hari Ini Wall Street Siap Menguat
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
02 May 2019 19:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini: kontrak futures indeks Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 6 poin, sementara indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite diimplikasikan naik masing-masing sebesar 4 dan 16 poin.
Wall Street mencoba bangkit pasca babak belur pada perdagangan kemarin (1/5/2019), di mana indeks Dow Jones jatuh 0,61%, indeks S&P 500 terkoreksi 0,75%, dan indeks Nasdaq Composite melemah 0,57%.
Kemarin, kabar buruk bagi bursa saham Negeri Paman Sam datang dari The Federal Reserve selaku bank sentral AS. Walaupun tingkat suku bunga acuan dipertahankan di level 2,25%-2,5% sesuai dengan ekspektasi, Jerome Powell (Gubernur The Fed) dan kolega ternyata mengeluarkan pernyataan yang jauh dari kata dovish.
Padahal, di tengah ketidakpastian yang menyelimuti perekonomian dunia, nada-nada dovish dari The Fed menjadi sesuatu yang sangat dinantikan pelaku pasar.
"Kami merasa stance kebijakan kami masih layak dipertahankan untuk saat ini. Kami tidak melihat ada tanda-tanda yang kuat untuk menuju ke arah sebaliknya. Saya melihat kita dalam jalur yang benar," tegas Powell dalam konferensi pers usai rapat, mengutip Reuters.
"Pasar tenaga kerja tetap kuat. Ekonomi juga tumbuh solid. Apa yang kami putuskan hari ini sebaiknya tidak dibaca sebagai sinyal perubahan kebijakan pada masa mendatang," tambah Powell.
Seiring dengan koreksi yang sudah dalam pada perdagangan kemarin, investor kini memiliki ruang untuk melakukan aksi beli. Apalagi, ada sentimen positif yakni damai dagang AS-China yang kian dekat. Pada hari Rabu, beberapa orang sumber mengatakan kepada CNBC International bahwa kesepakatan dagang AS-China bisa diumumkan pada hari Jumat mendatang (3/5/2019).
Politico melaporkan bahwa kesepakatan dagang AS-China akan membuat AS mencabut bea masuk sebesar 10% yang dibebankan kepada US$ 200 miliar produk impor asal China. Sementara itu, bea masuk senilai 25% terhadap produk impor asal Negeri Panda senilai US$ 50 miliar akan tetap dipertahankan hingga selepas pemilihan presiden tahun 2020.
Pada perdagangan hari ini, data ekonomi AS berpotensi menentukan posisi Wall Street pada saat penutupan perdagangan. Pada pukul 19:30 WIB, angka klaim tunjangan pengangguran untuk minggu yang berakhir pada tanggal 27 April akan diumumkan. Pada pukul 21:00 WIB, angka pertumbuhan pemesanan barang dari pabrikan di AS periode Maret 2019 akan dirilis.
Tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Bursa AS Anjlok, Menanti Rilis Laba Perusahaan Raksasa Tech
Wall Street mencoba bangkit pasca babak belur pada perdagangan kemarin (1/5/2019), di mana indeks Dow Jones jatuh 0,61%, indeks S&P 500 terkoreksi 0,75%, dan indeks Nasdaq Composite melemah 0,57%.
Kemarin, kabar buruk bagi bursa saham Negeri Paman Sam datang dari The Federal Reserve selaku bank sentral AS. Walaupun tingkat suku bunga acuan dipertahankan di level 2,25%-2,5% sesuai dengan ekspektasi, Jerome Powell (Gubernur The Fed) dan kolega ternyata mengeluarkan pernyataan yang jauh dari kata dovish.
"Kami merasa stance kebijakan kami masih layak dipertahankan untuk saat ini. Kami tidak melihat ada tanda-tanda yang kuat untuk menuju ke arah sebaliknya. Saya melihat kita dalam jalur yang benar," tegas Powell dalam konferensi pers usai rapat, mengutip Reuters.
"Pasar tenaga kerja tetap kuat. Ekonomi juga tumbuh solid. Apa yang kami putuskan hari ini sebaiknya tidak dibaca sebagai sinyal perubahan kebijakan pada masa mendatang," tambah Powell.
Seiring dengan koreksi yang sudah dalam pada perdagangan kemarin, investor kini memiliki ruang untuk melakukan aksi beli. Apalagi, ada sentimen positif yakni damai dagang AS-China yang kian dekat. Pada hari Rabu, beberapa orang sumber mengatakan kepada CNBC International bahwa kesepakatan dagang AS-China bisa diumumkan pada hari Jumat mendatang (3/5/2019).
Politico melaporkan bahwa kesepakatan dagang AS-China akan membuat AS mencabut bea masuk sebesar 10% yang dibebankan kepada US$ 200 miliar produk impor asal China. Sementara itu, bea masuk senilai 25% terhadap produk impor asal Negeri Panda senilai US$ 50 miliar akan tetap dipertahankan hingga selepas pemilihan presiden tahun 2020.
Pada perdagangan hari ini, data ekonomi AS berpotensi menentukan posisi Wall Street pada saat penutupan perdagangan. Pada pukul 19:30 WIB, angka klaim tunjangan pengangguran untuk minggu yang berakhir pada tanggal 27 April akan diumumkan. Pada pukul 21:00 WIB, angka pertumbuhan pemesanan barang dari pabrikan di AS periode Maret 2019 akan dirilis.
Tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Bursa AS Anjlok, Menanti Rilis Laba Perusahaan Raksasa Tech
Most Popular