
Harga Obligasi RI Membuntuti Kinerja Rupiah yang Tertekan
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
30 April 2019 18:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah kembali terkoreksi di tengah pelemahan rupiah, dan diindikasikan pelaku pasar asing sedang keluar dari pasar surat utang negara (SUN) sejak Senin.
Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.
Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling melemah adalah FR0077 yang bertenor 5 tahun dengan kenaikan yield 7,5 basis poin (bps) menjadi 7,28%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Hari ini, rupiah terkoreksi hingga menembus level psikologis Rp 14.245 per dolar AS, koreksi beruntun sejak 7 hari terakhir.
Yield Obligasi Negara Acuan 30 Apr'19
Sumber: Refinitiv
Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih melemah.
Indeks tersebut turun 0,77 poin (0,33%) menjadi 245,85 dari posisi kemarin 246,63.
Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 527 bps, melebar dari posisi kemarin 524 bps.
Kondisi tersebut menunjukkan saat ini investor sedang menjauh dari pasar SUN domestik. Yield US Treasury 10 tahun turun tipis menjadi 2,531% dari posisi kemarin 2,536%.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 962,57 triliun SBN, atau 38,44% dari total beredar Rp 2.504 triliun berdasarkan data per 29 April.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 69,32 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama.
Koreksi di pasar surat utang hari ini juga tidak seperti penguatan yang terjadi di pasar ekuitas yaitu 0,46%.
Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan terjadi secara luas yaitu di China, India,Rusia, Filipina, Singapura, dan Afsel. Di negara maju, penguatan hanya dialami di pasar US Treasury di AS.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%
Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.
Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling melemah adalah FR0077 yang bertenor 5 tahun dengan kenaikan yield 7,5 basis poin (bps) menjadi 7,28%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Hari ini, rupiah terkoreksi hingga menembus level psikologis Rp 14.245 per dolar AS, koreksi beruntun sejak 7 hari terakhir.
Yield Obligasi Negara Acuan 30 Apr'19
Seri | Jatuh tempo | Yield 29 Apr'19 (%) | Yield 30 Apr'19 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 30 Apr'19 |
FR0077 | 5 tahun | 7.212 | 7.287 | 7.50 | 7.294 |
FR0078 | 10 tahun | 7.778 | 7.801 | 2.30 | 7.8041 |
FR0068 | 15 tahun | 8.222 | 8.233 | 1.10 | 8.2405 |
FR0079 | 20 tahun | 8.33 | 8.359 | 2.90 | 8.3459 |
Avg movement | 3.45 |
Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih melemah.
Indeks tersebut turun 0,77 poin (0,33%) menjadi 245,85 dari posisi kemarin 246,63.
Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 527 bps, melebar dari posisi kemarin 524 bps.
Kondisi tersebut menunjukkan saat ini investor sedang menjauh dari pasar SUN domestik. Yield US Treasury 10 tahun turun tipis menjadi 2,531% dari posisi kemarin 2,536%.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 962,57 triliun SBN, atau 38,44% dari total beredar Rp 2.504 triliun berdasarkan data per 29 April.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 69,32 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama.
Koreksi di pasar surat utang hari ini juga tidak seperti penguatan yang terjadi di pasar ekuitas yaitu 0,46%.
Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan terjadi secara luas yaitu di China, India,Rusia, Filipina, Singapura, dan Afsel. Di negara maju, penguatan hanya dialami di pasar US Treasury di AS.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
Negara | Yield 29 Apr'19 (%) | Yield 30 Apr'19 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil | 8.97 | 9.005 | 3.50 |
China | 3.43 | 3.416 | -1.40 |
Jerman | 0.001 | 0.031 | 3.00 |
Perancis | 0.365 | 0.39 | 2.50 |
Inggris | 1.158 | 1.19 | 3.20 |
India | 7.409 | 7.414 | 0.50 |
Jepang | -0.044 | -0.035 | 0.90 |
Malaysia | 3.793 | 3.799 | 0.60 |
Filipina | 6.025 | 5.95 | -7.50 |
Rusia | 8.26 | 8.13 | -13.00 |
Singapura | 2.18 | 2.172 | -0.80 |
Thailand | 2.47 | 2.475 | 0.50 |
Amerika Serikat | 2.536 | 2.531 | -0.50 |
Afrika Selatan | 8.575 | 8.535 | -4.00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%
Most Popular