
Analisis Teknikal
Perhatian! Ada Potensi Rupiah Melemah Hingga ke 14.240/US$
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 April 2019 13:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Turunnya penanaman modal asing di kuartal pertama tahun ini memberikan dampak negatif bagi rupiah pada perdagangan Selasa (30/4/19). Pada pukul 13:00 WIB, rupiah melemah ke kisaran Rp 14.225/US$.
Selain itu fokus utama pelaku pasar tertuju pada rapat kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) yang dimulai hari ini waktu Amerika Serikat (AS), dan hasilnya akan diumumkan pada Kamis dini hari waktu Indonesia.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan Penanaman Modal Asing (PMA) pada triwulan I-2019 mencapai US$ 7,2 miliar. Ternyata angka ini jauh lebih rendah dari triwulan I-2018 yang mencapai US$ 8,1 miliar. Penurunan realisasi investasi modal asing ini mencapai 11,11%.
Di sisi lain, meski The Fed tidak akan mengubah kebijakannya pada pertemuan kali ini, namun pelaku pasar akan melihat proyeksi ke depannya. Apakah bank sentral AS tersebut masih bersikap dovish dengan menyatakan suku bunga tidak akan dinaikkan di tahun ini, atau sedikit hawkish dengan membuka peluang kenaikan Federal Funds Rate.
Data-data terbaru dari AS cukup variatif, sehingga belum jelas bagaimana proyeksi The Fed nantinya.
Analisis Teknikal
Pada grafik harian rupiah yang disimbolkan USD/IDR (garis oranye) kini bergerak di atas rerata (moving average/MA) 20 hari (garis merah) yang sudah menyilang dengan MA 5 /rerata 5 hari (garis ungu). Secara teknikal persilangan tersebut bisa menjadi sinyal naik (pelemahan rupiah).
Namun Indikator Stochastic (grafik bagian bawah) bergerak naik namun dan berada di area jenuh beli (overbought). Stochastic merupakan leading indicator atau indikator yang mendahului pergerakan harga, sehingga ketika mencapai area overbought kemunginan kenaikan USD/IDR atau pelemahan rupiah akan tertahan.
Jika melihat time frame lebih kecil, yakni 1 jam, rupiah bergerak di atas MA 5 dan 20, namun indikator Stochastic terlihat menurun dan masih berada di wilayah overbought, sehingga juga terlihat akan membatasi kenaikan USD/IDR atau pelemahan rupiah.
Setelah melewati resisten (tahanan atas) 14.220, rupiah kini berpeluang ke area 14.245 yang terlihat cukup kuat menahan pelemahan rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Selain itu fokus utama pelaku pasar tertuju pada rapat kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) yang dimulai hari ini waktu Amerika Serikat (AS), dan hasilnya akan diumumkan pada Kamis dini hari waktu Indonesia.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan Penanaman Modal Asing (PMA) pada triwulan I-2019 mencapai US$ 7,2 miliar. Ternyata angka ini jauh lebih rendah dari triwulan I-2018 yang mencapai US$ 8,1 miliar. Penurunan realisasi investasi modal asing ini mencapai 11,11%.
Data-data terbaru dari AS cukup variatif, sehingga belum jelas bagaimana proyeksi The Fed nantinya.
Analisis Teknikal
![]() |
Pada grafik harian rupiah yang disimbolkan USD/IDR (garis oranye) kini bergerak di atas rerata (moving average/MA) 20 hari (garis merah) yang sudah menyilang dengan MA 5 /rerata 5 hari (garis ungu). Secara teknikal persilangan tersebut bisa menjadi sinyal naik (pelemahan rupiah).
Namun Indikator Stochastic (grafik bagian bawah) bergerak naik namun dan berada di area jenuh beli (overbought). Stochastic merupakan leading indicator atau indikator yang mendahului pergerakan harga, sehingga ketika mencapai area overbought kemunginan kenaikan USD/IDR atau pelemahan rupiah akan tertahan.
![]() |
Jika melihat time frame lebih kecil, yakni 1 jam, rupiah bergerak di atas MA 5 dan 20, namun indikator Stochastic terlihat menurun dan masih berada di wilayah overbought, sehingga juga terlihat akan membatasi kenaikan USD/IDR atau pelemahan rupiah.
Setelah melewati resisten (tahanan atas) 14.220, rupiah kini berpeluang ke area 14.245 yang terlihat cukup kuat menahan pelemahan rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular