Bosan di Zona Merah, IHSG Hari Ini Berpotensi ke Zona Hijau

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
26 April 2019 08:32
Musim laporan keuangan (earning season) telah di mulai, bursa Amerika Serikat (AS) cenderung terkoreksi.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin anjlok sebesar 0,23% pada level 6.372. Untuk perdagangan hari ini Jumat (26/4/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan berbalik menguat.

Musim laporan keuangan (earning season) telah di mulai, bursa Amerika Serikat (AS) cenderung terkoreksi. Pagi tadi, tiga indeks utama bergerak variatif, Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,51%, S&P sama-sama terkoreksi tipis 0,04% dan Nasdaq Composite naik 0,21%.

Penurunan terjadi pada saham 3M yang harga sahamnya amblas nyaris 13%. Laba per saham (Earnings per Share/EPS) kuartal I-2019 hanya sebesar US$ 2,23. Di bawah konsensus pasar yang memperkirakan di US$ 2,5, dan turun 10,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Nasdaq justru berhasil selamat karena saham Facebook yang melonjak 5,85% karena membukukan EPS US$ 1,89 pada kuartal I-2019. Lebih baik ketimbang konsensus pasar yang memperkirakan sebesar US$ 1,63 dan naik 11,83% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sentimen dari data ekonomi AS sedikit banyak juga berpengaruh positif ke bursa saham. Pemesanan barang-barang tahan lama (durable goods) made in USA naik 2,7% dibandingkan bulan sebelumnya. Ini menjadi kenaikan paling tajam sejak Agustus 2018.

Kemudian pemesanan barang modal inti (non-pertahanan dan pesawat) naik 1,3% month-on-month (MoM) menjadi US$ 70 miliar, tertinggi sepanjang sejarah. Pertumbuhannya juga menjadi yang terbaik sejak Juli 2018.

Dari dalam negeri, IHSG terbebani aksi jual hingga mencatatkan jual bersih (net sell) senilai Rp 936 miliar di pasar reguler. Selain faktor dalam negeri dari drama pemilu yang tak kunjung berakhir, faktor global juga turut memberikan andil dalam menentukan mereka.

Amerika Serikat (AS) sedang berbalas pantun dengan Uni Eropa (UE), AS mengancam akan menerapkan bea masuk untuk importasi produk Uni Eropa senilai US$ 11 miliar.
Sentimen positif dari kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunga acuannya di level 6% pun agak sedikit diabaikan.

Meskipun belum ada sentimen positif yang membuat IHSG terbang tinggi, secara teknikal IHSG berpotensi berbalik arah karena tekanan yang cukup dalam yang terjadi kemarin (technical rebound).
Sumber: Refinitiv
Ruang penguatannya cukup terbuka karena IHSG sudah memasuki fase jenuh jualnya (oversold), mengacu pada indikator teknikal stochastic slow yang mengukur momentum tingkat kejenuhan suatu pasar.

Ada kemungkinan penguatannya tidak sekencang penurunan kemarin, karena IHSG masih bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam lima hari (moving average/MA5), yang menggambarkan tekanan di jangka pendek. Pergerakannya berpotensi antara 6.350 hingga 6.425.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular