
Laba Perusahaan Mentereng, Wall Street Diindikasi Menghijau
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
23 April 2019 20:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks bursa acuan di Wall Street terindikasi melipir ke zona hijau setelah rilis kinerja keuangan beberapa perusahaan raksasa mampu menampis kekhawatiran akan resesi ekonomi yang mungkin melanda Amerika Serikat (AS).
Hingga berita ini dimuat kontrak future Dow Jones dan Nasdaq Composite mengimplikasikan penguatan masing-masing sebesar 64,95 poin dan 4,25 poin, sementara S&P 500 diimplikasikan naik 2,68 poin.
Perusahaan-perusahaan besar seperti Coca-Cola Co, Twitter Inc, Procter&Gamble (P&G), dan Harley Davidson mencatatkan kinerja laba bersih per saham di atas ekspektasi pasar.
Pada kuartal pertama tahun ini, rata-rata pengguna aktif bulanan Twitter mencapai 330 juta, di atas estimasi pasar sebesar 318 juta, Selain itu, laba bersih per saham Coca-Cola Co tercatat mencapai US$ 0,48, mengalahkan estimasi pasar yang ada di angka US$ 0,46, dilansir CNBC International.
Alhasil harga saham perusahaan tersebut diindikasikan menguat pada pembukaan perdagangan bursa acuan Negeri Paman Sam hari ini (23/4/2019). Indikasi penguatan dari perusahaan tersebut menjadi sentimen positif yang mendongkrak kontrak future bursa Wall Street ke zona hijau.
Meskipun demikian, penguatan bursa acuan AS masih dibatasi oleh pergerakan harga minyak yang masih menunjukkan trend penguatan.
Pada pukul 19:21 WIB, harga minyak Brent tercatat US$ 74.1 per barel dan ini merupakan level tertingginya sejak 31 Oktober 2018.
Keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mencabut pengecualian sanksi terhadap produksi minyak asal Iran, mengancam menghapuskan sekitar 1 juta barrel pasokan minyak per hari dari pasar global.
"Presiden Donald J Trump telah memutuskan untuk tidak mengeluarkan lagi Pengecualian Penurunan Signifikan (SREs) ketika pengecualian itu kadaluwarsa awal Mei," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, dilansir dari CNBC International.
Meskipun demikian, pemerintahan Gedung Putih mengatakan akan bekerja sama dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab untuk menutupi dampak hilangnya pasokan minyak dari Negeri Persia tersebut.
Pada hari ini, investor akan mencermati rilis data penjualan rumah hunian baru bulan Maret dan pembacaan awal untuk rilis indeks manufaktur bulan April yang akan diumumkan pukul 21:00 WIB.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Hingga berita ini dimuat kontrak future Dow Jones dan Nasdaq Composite mengimplikasikan penguatan masing-masing sebesar 64,95 poin dan 4,25 poin, sementara S&P 500 diimplikasikan naik 2,68 poin.
Perusahaan-perusahaan besar seperti Coca-Cola Co, Twitter Inc, Procter&Gamble (P&G), dan Harley Davidson mencatatkan kinerja laba bersih per saham di atas ekspektasi pasar.
Alhasil harga saham perusahaan tersebut diindikasikan menguat pada pembukaan perdagangan bursa acuan Negeri Paman Sam hari ini (23/4/2019). Indikasi penguatan dari perusahaan tersebut menjadi sentimen positif yang mendongkrak kontrak future bursa Wall Street ke zona hijau.
Meskipun demikian, penguatan bursa acuan AS masih dibatasi oleh pergerakan harga minyak yang masih menunjukkan trend penguatan.
Pada pukul 19:21 WIB, harga minyak Brent tercatat US$ 74.1 per barel dan ini merupakan level tertingginya sejak 31 Oktober 2018.
Keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mencabut pengecualian sanksi terhadap produksi minyak asal Iran, mengancam menghapuskan sekitar 1 juta barrel pasokan minyak per hari dari pasar global.
"Presiden Donald J Trump telah memutuskan untuk tidak mengeluarkan lagi Pengecualian Penurunan Signifikan (SREs) ketika pengecualian itu kadaluwarsa awal Mei," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, dilansir dari CNBC International.
Meskipun demikian, pemerintahan Gedung Putih mengatakan akan bekerja sama dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab untuk menutupi dampak hilangnya pasokan minyak dari Negeri Persia tersebut.
Pada hari ini, investor akan mencermati rilis data penjualan rumah hunian baru bulan Maret dan pembacaan awal untuk rilis indeks manufaktur bulan April yang akan diumumkan pukul 21:00 WIB.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Most Popular