
Antisipasi Rilis Keuangan, Wall Street Diproyeksi Melemah
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
22 April 2019 19:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks bursa saham Negeri Paman Sam diprediksi suram selepas libur Paskah.
Hingga berita ini dimuat kontrak future Dow Jones dan Nasdaq Composite mengimplikasikan pelemahan masing-masing sebesar 64,54 poin dan 28,71 poin, sementara S&P 500 diimplikasikan naik 7,68 poin.
Pasalnya, sepanjang pekan ini perhatian pelaku pasar di Wall Street akan sibuk dengan banyaknya laporan keuangan kuartal pertama.
Sekitar 155 perusahaan yang terdaftar di S&P 500 direncanakan melaporakan kinerjanya pekan ini, dimana total kapitalisasi pasar perusahaan-perusahaan tersebut mencapai US$ 9 triliun atau setara 35% dari total kapitalisasi pasar S&P 500, dilansir Reuters.
Perusahaan-perusahaan tersebut termasuk Facebook, Amazon, Ebay, Starbucks, Comcast, Ford, Tesla. Sedangkan, emiten yang terdaftar di Dow Jones yang juga akan melaporkan kinerjanya termasuk Procter & Gamble, Microsoft Corp, Coca-Cola, Exxon Mobil Corp.
Pengelola Butcher Joseph Asset Management Ken Polcari menyampaikan bahwa fokus investor akan terus terpaku pada pendapatan dan pesan yang tersirat di dalamnya. Akan tetapi sejauh ini pesan yang disampaikan belum memberikan dampak berarti, dikutip Reuters.
Jika ternyata hasil yang ditorehkan kurang cemerlang, tentunya pelaku pasar memilih mundur teratur. Oleh karena itu, minggu ini adalah minggu yang penting menunjukkan kemana arah perekonomian kedepannya.
Lebih lanjut, harga minyak dunia yang terus meroket merupakan salah satu sentimen negatif yang akan menekan kinerja Wall Street. Jika trend penguatan harga minyak terus berlangsung, maka biaya logistik perusahaan tentunya semakin membengkak. Alhasil, laba perusahaan kedepannya besar kemungkinan diprediksi terkoreksi.
Harga minyak dunia menguat terus melesat atas kekhawatiran bahwa pasokan minyak akan berkurang signifikan.
"Mulai tanggal 2 Mei, Departemen Luar Negeri AS tidak akan lagi memberi keringanan sanksi kepada negara mana pun yang saat ini mengimpor minyak mentah atau kondensat asal Iran," tulis kolumnis Washington Post pada hari Minggu (21/4/2019), mengutip Reuters.
Berakhirnya periode keringanan sanksi Iran membuat produksi minyak Negeri Persia sulit untuk diserap pasar yang kemudian menganggu jumlah pasokan minyak global
Pada hari ini, investor akan mencermati rilis data penjualan rumah hunian bulan maret pukul 21:00 WIB
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Hingga berita ini dimuat kontrak future Dow Jones dan Nasdaq Composite mengimplikasikan pelemahan masing-masing sebesar 64,54 poin dan 28,71 poin, sementara S&P 500 diimplikasikan naik 7,68 poin.
Pasalnya, sepanjang pekan ini perhatian pelaku pasar di Wall Street akan sibuk dengan banyaknya laporan keuangan kuartal pertama.
Perusahaan-perusahaan tersebut termasuk Facebook, Amazon, Ebay, Starbucks, Comcast, Ford, Tesla. Sedangkan, emiten yang terdaftar di Dow Jones yang juga akan melaporkan kinerjanya termasuk Procter & Gamble, Microsoft Corp, Coca-Cola, Exxon Mobil Corp.
Pengelola Butcher Joseph Asset Management Ken Polcari menyampaikan bahwa fokus investor akan terus terpaku pada pendapatan dan pesan yang tersirat di dalamnya. Akan tetapi sejauh ini pesan yang disampaikan belum memberikan dampak berarti, dikutip Reuters.
Jika ternyata hasil yang ditorehkan kurang cemerlang, tentunya pelaku pasar memilih mundur teratur. Oleh karena itu, minggu ini adalah minggu yang penting menunjukkan kemana arah perekonomian kedepannya.
Lebih lanjut, harga minyak dunia yang terus meroket merupakan salah satu sentimen negatif yang akan menekan kinerja Wall Street. Jika trend penguatan harga minyak terus berlangsung, maka biaya logistik perusahaan tentunya semakin membengkak. Alhasil, laba perusahaan kedepannya besar kemungkinan diprediksi terkoreksi.
Harga minyak dunia menguat terus melesat atas kekhawatiran bahwa pasokan minyak akan berkurang signifikan.
"Mulai tanggal 2 Mei, Departemen Luar Negeri AS tidak akan lagi memberi keringanan sanksi kepada negara mana pun yang saat ini mengimpor minyak mentah atau kondensat asal Iran," tulis kolumnis Washington Post pada hari Minggu (21/4/2019), mengutip Reuters.
Berakhirnya periode keringanan sanksi Iran membuat produksi minyak Negeri Persia sulit untuk diserap pasar yang kemudian menganggu jumlah pasokan minyak global
Pada hari ini, investor akan mencermati rilis data penjualan rumah hunian bulan maret pukul 21:00 WIB
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Most Popular