
Analisis Teknikal
Ada Euforia Pilpres 2019, Reli IHSG Berpotensi Berlanjut
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
18 April 2019 18:25

Jakarta,CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,4% ke level 6.507 sehari setelah Pemilihan Umum (Pemilu) serentak baik tingkat eksekutif maupun legislatif dilaksanakan.
Investor, baik lokal maupun asing sangat optimistis melihat hasil Pemilu 2019 sehingga pagi tadi IHSG langsung dibuka menguat 1,35%. Eforia pasar berlanjut bahkan IHSG menyentuh level tertingginya di level 6.636 pada pukul 09:03 WIB, yang merupakan level tertingginya tahun ini.
Sayangnya penguatan tersebut tidak mampu bertahan cukup lama karena aksi ambil untung (profit taking) pada beberapa sektor, diantaranya sektor konsumer (-1,4%), perdagangan (-0,42%), pertambangan (-0,2%) dan industri dasar (-0,19%).
Beruntung sektor keuangan naik cukup tinggi (+1,56%), sektor dengan bobot paling besar di IHSG tersebut mendapat sentimen positif dari menguatnya rupiah dan aksi beli investor asing pada saham-saham perbankan khususnya buku IV.
Rupiah hingga penutupan di pasar spot berada di level Rp 14.040 kala penutupan pasar spot, rupiah menguat 0,28% dibandingkan posisi penutupan sebelum libur Pemilu.
Sedangkan investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) di pasar reguler yang mencapai Rp 1,4 triliun. Hal ini menandakan reaksi positif dari investor asing atas terselenggaranya Pemilu di Indonesia yang berlangsung relatif baik.
Adapun saham-saham yang paling banyak diborong asing hari ini diantaranya: PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 376 m), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 273 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 241 m), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 201 m) dan PT Wijaya Karya Tbk/WIKA (Rp 138 m).
Secara teknikal, IHSG memberikan sinyal penguatan esok hari seiring dengan posisinya yang bergerak meyakinkan di atas rata-rata nilainya dalam lima hari (moving average/MA5).
Selain itu, IHSG telah menembus level penghalang kenaikannya (resistance) di level 6.500. Sehingga minggu depan berpotensi menguji level 6.550.
Ruang penguatannya cukup terbuka karena indeks belum memasuki fase jenuh belinya (overbought), mengacu pada indikator teknikal stochastic slow yang mengukur momentum tingkat kejenuhan suatu pasar.
Potensi penguatan awal minggu depan juga terlihat dari keramaian perdagangan hari ini, di tengah hari libur IHSG mencatatkan Rp 13,17 triliun transaksi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Investor, baik lokal maupun asing sangat optimistis melihat hasil Pemilu 2019 sehingga pagi tadi IHSG langsung dibuka menguat 1,35%. Eforia pasar berlanjut bahkan IHSG menyentuh level tertingginya di level 6.636 pada pukul 09:03 WIB, yang merupakan level tertingginya tahun ini.
Sayangnya penguatan tersebut tidak mampu bertahan cukup lama karena aksi ambil untung (profit taking) pada beberapa sektor, diantaranya sektor konsumer (-1,4%), perdagangan (-0,42%), pertambangan (-0,2%) dan industri dasar (-0,19%).
Rupiah hingga penutupan di pasar spot berada di level Rp 14.040 kala penutupan pasar spot, rupiah menguat 0,28% dibandingkan posisi penutupan sebelum libur Pemilu.
Sedangkan investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) di pasar reguler yang mencapai Rp 1,4 triliun. Hal ini menandakan reaksi positif dari investor asing atas terselenggaranya Pemilu di Indonesia yang berlangsung relatif baik.
Adapun saham-saham yang paling banyak diborong asing hari ini diantaranya: PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 376 m), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 273 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 241 m), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 201 m) dan PT Wijaya Karya Tbk/WIKA (Rp 138 m).
Secara teknikal, IHSG memberikan sinyal penguatan esok hari seiring dengan posisinya yang bergerak meyakinkan di atas rata-rata nilainya dalam lima hari (moving average/MA5).
Selain itu, IHSG telah menembus level penghalang kenaikannya (resistance) di level 6.500. Sehingga minggu depan berpotensi menguji level 6.550.
![]() |
Ruang penguatannya cukup terbuka karena indeks belum memasuki fase jenuh belinya (overbought), mengacu pada indikator teknikal stochastic slow yang mengukur momentum tingkat kejenuhan suatu pasar.
Potensi penguatan awal minggu depan juga terlihat dari keramaian perdagangan hari ini, di tengah hari libur IHSG mencatatkan Rp 13,17 triliun transaksi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular