Sehati dengan Bursa Regional, IHSG di Zona Hijau Saat Rehat

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 April 2019 12:44
Sehati dengan Bursa Regional, IHSG di Zona Hijau Saat Rehat
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka menguat 0,09% ke level 6.440,72, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan sesi 1 dengan memperlebar penguatannya menjadi 0,18% ke level 6.447,01.

Saham-saham yang berkontribisi signifikan bagi kenaikan IHSG di antaranya: PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+1,95%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (+1,7%), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk/INTP (+2,98%), PT Semen Indonesia Tbk/SMGR (+2,73%), dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk/CPIN (+1,24%).

IHSG sehati dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,24%, indeks Shanghai naik 1,11%, indeks Hang Seng naik 0,63%, indeks Straits Times naik 0,15%, dan indeks Kospi naik 0,07%.

Damai dagang AS-China yang kian dekat membuat saham-saham di Benua Kuning menjadi incaran investor. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa AS dan China telah membuat kemajuan lebih lanjut dalam negosiasi dagang.

"Saya berharap kami semakin dekat ke putaran final menuju kesepakatan. Kami membuat kemajuan, tetapi saya ingin hati-hati karena ini bukan negosiasi publik. Ini adalah perjanjian yang sangat-sangat detil, mencakup hal yang belum pernah dibahas sebelumnya," papar Mnuchin, mengutip Reuters.

Mnuchin bahkan memberi bocoran bahwa kesepakatan damai dagang AS-China akan berisi 7 bab. "Ini akan menjadi perubahan paling signifikan dalam hubungan AS-China selama 40 tahun terakhir," tegasnya.

Sebelumnya, aura perdamaian AS-China tercium kala Mnuchin mengatakan bahwa pihaknya terbuka untuk dikenakan sanksi jika tak mematuhi kesepakatan dagang dengan China.

"Ada komitmen tertentu yang AS buat dalam kesepakatan ini, dan ada komitmen tertentu yang China buat," papar Mnuchin kala berbicara dengan reporter di sela-sela pertemuan IMF di Washington.

"Saya memperkirakan bahwa mekanisme penegakan berlaku untuk kedua belah pihak, bahwa kami berharap untuk mematuhi komitmen kami dan jika tidak, maka harus ada sanksi tertentu, dan hal yang sama berlaku untuk China," tambahnya.

Sejauh ini, AS telah mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal China senilai US$ 250 miliar, sementara China membalas dengan mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal AS senilai US$ 110 miliar.

Jika kesepakatan dagang bisa dicapai, terutama jika pengenaan bea masuk tersebut dicabut, tentu perekonomian AS dan China bisa dipacu untuk melaju lebih kencang.
Faktor domestik juga membuat IHSG mampu menghijau pada hari ini. Kemarin (15/4/2019), Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa ekspor periode Maret 2019 jatuh sebesar 10,01% secara tahunan, lebih baik ketimbang konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan kontraksi hingga 10,75%. Sementara itu, impor jatuh sebesar 6,76% YoY, lebih dalam dari konsensus yakni kontraksi sebesar 4,15%.

Alhasil, neraca dagang Indonesia membukukan surplus senilai US$ 540 juta, lebih baik ketimbang konsensus yang memproyeksikan defisit senilai US$ 217 juta.

Dengan neraca dagang yang kembali membukukan surplus, ada harapan bahwa defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) akan menipis. Pada bulan Februari, surplus neraca dagang adalah senilai US$ 330 juta.

Sebagai informasi, sepanjang kuartal-IV 2018, CAD Indonesia tercatat senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, naik dari capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,37% dari PDB. CAD pada kuartal-IV 2018 merupakan yang terparah sejak kuartal-II 2014.

Kala CAD membaik, tentu rupiah menjadi memiliki energi untuk menguat melawan dolar AS. Jika berbicara mengenai rupiah, transaksi berjalan memang merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa). Hal ini berbeda dengan pos transaksi modal dan finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.

Hingga siang hari, rupiah memang melemah 0,11% di pasar spot ke level Rp 14.0670/dolar AS. Namun, pelemahan rupiah pada hari ini terbilang wajar. Pasalnya, rupiah sudah menguat dalam 3 hari perdagangan terakhir.

Kedepannya, dengan potensi menipisnya CAD, tentu rupiah akan memiliki pijakan yang kuat untuk memukul mundur dolar AS.

Seiring dengan prospek dari mata uang Garuda yang kinclong, aksi beli di bursa saham tanah air dilakukan investor.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular