Masih Ditopang Kinerja Keuangan, Wall Street akan Hijau Lagi

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 April 2019 18:12
Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini.
Foto: Ekspresi Trader di lantai bursa amerika di New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, AS, 12 November 2018. REUTERS / Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini: kontrak futures indeks Dow Jones dan S&P 500 mengimplikasikan kenaikan masing-masing sebesar 44 dan 2 poin, sementara indeks Nasdaq Composite diimplikasikan naik sebesar 2 poin.

Pasca melesat pada hari Jumat (12/4/2019), Wall Street ternyata belum kehabisan bensin. Menjelang akhir pekan, indeks Dow Jones ditutup menguat 1,03%, indeks S&P 500 naik 0,66%, dan indeks Nasdaq Composite bertambah 0,46%.

Kinclongnya kinerja keuangan emiten masih menjadi motor utama penguatan Wall Street pada hari ini. Pada hari Jumat, JPMorgan Chase yang merupakan salah satu bank terbesar di AS melaporkan pendapatan senilai US$ 29,85 miliar untuk periode kuartal I-2019, naik 4,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pencapaian ini lebih baik ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan pendapatan di angka US$ 28,44 miliar.

Sementara itu, laba per saham berada di angka US$ 2,65, lebih tinggi dibandingkan kuartal I-2018 yang sebesar US$ 2,37.

Harga saham JP Morgan Chase melonjak 4,69% ke level US$ 111,21/unit pada hari Jumat, titik tertinggi sejak 3 Desember 2018 silam. Pada perdagangan extended hours, harga saham JP Morgan chase naik 0,05% ke level US$ 111,27/unit.

Lebih lanjut, perkembangan negosiasi dagang AS-China yang oke ikut memantik aksi beli di bursa saham AS. Berbicara kepada reporter di sela-sela pertemuan IMF di Washington, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa AS terbuka untuk dikenakan sanksi jika pihaknya tak mematuhi kesepakatan dagang dengan China.

"Ada komitmen tertentu yang AS buat dalam kesepakatan ini, dan ada komitmen tertentu yang China buat," papar Mnuchin.

"Saya memperkirakan bahwa mekanisme penegakan berlaku untuk kedua belah pihak, bahwa kami berharap untuk mematuhi komitmen kami dan jika tidak, maka harus ada sanksi tertentu, dan hal yang sama berlaku untuk China," tambahnya.

Dengan sikap AS yang kian melunak tersebut, besar kemungkinan bahwa kesepakatan dagang AS-China bisa segera diteken dalam waktu dekat.

Pada pukul 19:30 WIB, anggota FOMC Charles Evans dijadwalkan berbicara di program Squawk Box yang diselenggarakan oleh CNBC International.

Melalui wawancara dengan Evans tersebut, pelaku pasar akan mencari petunjuk terkait dengan arah kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve kedepannya.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Bursa AS Anjlok, Menanti Rilis Laba Perusahaan Raksasa Tech

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular