
BI Beri 'Lampu Hijau', Rupiah Dibiarkan Makin Perkasa
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
15 April 2019 15:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah mampu menembus level Rp 14.060/US$ pada 15.28 WIB. Penguatan rupiah tak terbendung, dan menjadi yang terbaik di Asia.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah mengungkapkan penguatan rupiah disebabkan beberapa faktor. BI akan terus memberikan ruang penguatan rupiah karena saat ini nilai rupiah masih terlalu murah atau undervalue.
"Meski kondisi di pasar keuangan global terus dinamis, Rupiah bergerak dengan kecenderungan menguat di tengah terus berlangsungnya proses penyesuaian ekonomi domestik," kata Nanang kepada CNBC Indonesia, Senin (15/4/2019).
Neraca perdagangan sambung Nanang membukukan surplus dalam dua bulan terakhir. Hal ini menunjukkan proses penyesuaian ekonomi domestik tersebut.
"Impor yang terus menurun menunjukkan kebijakan untuk mengurangi impor mulai membuahkan hasil."
Lebih jauh Nanang mengungkapkan, bila neraca perdagangan di beberapa bulan ke depan terus membukukan surplus, di tengah inflasi yang terjaga stabil di sekitar 3,0%, hal ini akan menjadi penopang yang solid bagi Rupiah untuk melanjutkan penguatan.
"Apalagi Rupiah masih undervalued sehingga kami akan tetap memberikan ruang yang besar bagi Rupiah untuk terus menguat sesuai mekanisme pasar," katanya.
Waspada Kondisi Global
Nanang menambahkan, meski rupiah tengah menguat, Bank Sentral masih mewaspadai kondisi global.
"Untuk sementara ini kondisi globalnya sangat mendukung, terutama paska rilis data ekspor China bulan Maret yang mengalami rebound, rilis data Industrial Production kawasan Euro Zone bulan Februari yang lebih baik, serta sentimen positif terhadap kemungkinan terjadinya kompromi antara dua Partai terbesar UK terkait solusi Brexit."
"Namun, terlepas dari dinamika global dan domestik dalam periode ke depan, Bank Indonesia tetap berkomitmen dengan instrumen moneter yang dimiliki untuk selalu berada di pasar mengawal stabilitas Rupiah dan menjaga kecukupan likuiditas," tutup Nanang.
(dru) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah mengungkapkan penguatan rupiah disebabkan beberapa faktor. BI akan terus memberikan ruang penguatan rupiah karena saat ini nilai rupiah masih terlalu murah atau undervalue.
"Meski kondisi di pasar keuangan global terus dinamis, Rupiah bergerak dengan kecenderungan menguat di tengah terus berlangsungnya proses penyesuaian ekonomi domestik," kata Nanang kepada CNBC Indonesia, Senin (15/4/2019).
![]() |
"Impor yang terus menurun menunjukkan kebijakan untuk mengurangi impor mulai membuahkan hasil."
Lebih jauh Nanang mengungkapkan, bila neraca perdagangan di beberapa bulan ke depan terus membukukan surplus, di tengah inflasi yang terjaga stabil di sekitar 3,0%, hal ini akan menjadi penopang yang solid bagi Rupiah untuk melanjutkan penguatan.
"Apalagi Rupiah masih undervalued sehingga kami akan tetap memberikan ruang yang besar bagi Rupiah untuk terus menguat sesuai mekanisme pasar," katanya.
Waspada Kondisi Global
Nanang menambahkan, meski rupiah tengah menguat, Bank Sentral masih mewaspadai kondisi global.
"Untuk sementara ini kondisi globalnya sangat mendukung, terutama paska rilis data ekspor China bulan Maret yang mengalami rebound, rilis data Industrial Production kawasan Euro Zone bulan Februari yang lebih baik, serta sentimen positif terhadap kemungkinan terjadinya kompromi antara dua Partai terbesar UK terkait solusi Brexit."
"Namun, terlepas dari dinamika global dan domestik dalam periode ke depan, Bank Indonesia tetap berkomitmen dengan instrumen moneter yang dimiliki untuk selalu berada di pasar mengawal stabilitas Rupiah dan menjaga kecukupan likuiditas," tutup Nanang.
(dru) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Most Popular