Semua Mata Tertuju ke China, Bursa Saham Asia Dibuka Melemah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
12 April 2019 09:20
Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia dibuka di zona merah.
Foto: Pria melihat papan kutipan saham di luar broker di Tokyo, Jepang, 5 Desember 2018. REUTERS / Issei Kato
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia dibuka di zona merah: indeks Shanghai turun 0,16%, indeks Hang Seng turun 0,11%, indeks Straits Times turun 0,01%, dan indeks Kospi turun 0,15%.

Perhatian pelaku pasar pada hari ini kompak mengarah ke China. Pada pukul 10:00 WIB, China dijadwalkan merilis angka ekspor-impor periode Maret 2019. Rilis data ini akan memberikan petunjuk kepada investor terkait sejauh mana perang dagang dengan AS sudah menyakiti perekonomian China.

Pada bulan Februari, ekspor China terkontraksi hingga 20,7% secara tahunan, sementara impor melemah 5,2%.

Melansir konsensus dari Trading Economics, ekspor China diperkirakan tumbuh 7,3% secara tahunan pada bulan Maret, sementara impor diprediksi terkontraksi 1,3%.

Sejauh ini, AS telah mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal China senilai US$ 250 miliar, sementara China membalas dengan mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal AS senilai US$ 110 miliar.

Jika angka ekspor-impor China periode Maret tak mampu memenuhi ekspektasi, maka akan timbul keyakinan yang kian besar bahwa perekonomian China akan mengalami hard landing pada tahun ini.

Ketika perekonomian China mengalami hard landing, dipastikan bahwa perekonomian dunia akan ikut tertekan, mengingat posisi China yang merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar kedua di dunia.

Berbicara mengenai perang dagang AS-China, walaupun sejauh ini belum bisa diselesaikan, negosiasi dagang kedua negara nampaknya berjalan dengan baik. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa kedua negara sudah hampir mencapai kesepakatan terkait dengan mekanisme penegakan yang akan digunakan untuk memastikan bahwa China mematuhi segala komitmennya di bidang perdagangan.

"Kami sudah hampir sepakat mengenai mekanisme penegakan. Kami telah setuju bahwa kedua pihak akan mendirikan kantor yang akan mengurus isu-isu yang ada (terkait dengan penegakan kesepakatan dagang)," papar Mnuchin kepada CNBC International pada hari Rabu (10/4/2019).

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular