
Stok AS Naik Lagi, Harga Minyak Sedikit Terkoreksi
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
11 April 2019 08:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak berbalik arah melemah pada perdagangan Kamis (11/4/2019) setelah meroket sehari sebelumnya.
Pada pukul 08:30 WIB, harga minyak jenis Brent kontrak pengiriman Juni terkoreksi 0,1% ke posisi US$ 71,66/barel setelah melesat 1,59% kemarin (10/4/2019).
Adapun harga minyak light sweet (WTI) juga terpangkas 0,29% ke posisi US$ 64,42/barel pasca menguat hingga 0,98% kemarin.
Faktor yang membuat harga minyak sedikit terkoreksi pada hari ini adalah peningkatan stok minyak mentah yang terjadi di Amerika Serikat.
Energy Information Administration (EIA) kemarin malam mengatakan bahwa stok minyak mentah AS meningkat hingga 7 juta barel untuk minggu yang berakhir pada 5 April 2019.
Padahal konsensus yang dihimpun Reuters mempresiksi peningkatan hanya sebesar 2,3 juta barel.
Kala cadangan meningkat, keseimbangan fundamental akan menekan harga ke bawah.
Namun pelaku pasar meyakini bahwa ini tak akan berlangsung lama. Pasalnya stok bensin AS turun hingga 7,7 juta barel/hari.
Artinya permintaan minyak mentah dari kilang-kilang pengolahan akan meningkat juga.
"Pada akhirnya pengurangan stok bensin lebih penting bagi pelaku pasar dibanding peningkatan stok minyak mentah. Sebab saya pikir minyak mentah dapat dengan mudah dikuras minggu depan," ujar Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates, mengutip Reuters.
Namun faktor yang dapat menahan pelemahan harga juga masih tetap ada.
produksi minyak Venezuela pada bulan Maret telah amblas menjadi 960.000 barel/hari, yang artinya berkurang hampir 500.000 barel/hari dibanding produksi Februari.
Adanya sanksi dari AS dan listrik yang padam membuat pasokan minyak dari Venezuela tak bisa dilepas ke pasar.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/hps) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset
Pada pukul 08:30 WIB, harga minyak jenis Brent kontrak pengiriman Juni terkoreksi 0,1% ke posisi US$ 71,66/barel setelah melesat 1,59% kemarin (10/4/2019).
Adapun harga minyak light sweet (WTI) juga terpangkas 0,29% ke posisi US$ 64,42/barel pasca menguat hingga 0,98% kemarin.
Faktor yang membuat harga minyak sedikit terkoreksi pada hari ini adalah peningkatan stok minyak mentah yang terjadi di Amerika Serikat.
Energy Information Administration (EIA) kemarin malam mengatakan bahwa stok minyak mentah AS meningkat hingga 7 juta barel untuk minggu yang berakhir pada 5 April 2019.
Padahal konsensus yang dihimpun Reuters mempresiksi peningkatan hanya sebesar 2,3 juta barel.
Kala cadangan meningkat, keseimbangan fundamental akan menekan harga ke bawah.
Namun pelaku pasar meyakini bahwa ini tak akan berlangsung lama. Pasalnya stok bensin AS turun hingga 7,7 juta barel/hari.
Artinya permintaan minyak mentah dari kilang-kilang pengolahan akan meningkat juga.
"Pada akhirnya pengurangan stok bensin lebih penting bagi pelaku pasar dibanding peningkatan stok minyak mentah. Sebab saya pikir minyak mentah dapat dengan mudah dikuras minggu depan," ujar Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates, mengutip Reuters.
Namun faktor yang dapat menahan pelemahan harga juga masih tetap ada.
produksi minyak Venezuela pada bulan Maret telah amblas menjadi 960.000 barel/hari, yang artinya berkurang hampir 500.000 barel/hari dibanding produksi Februari.
Adanya sanksi dari AS dan listrik yang padam membuat pasokan minyak dari Venezuela tak bisa dilepas ke pasar.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/hps) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset
Most Popular