
Analisis Teknikal
Menyusul Wall Street, IHSG Berpotensi Bergerak di Zona Hijau
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
11 April 2019 08:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin berakhir dengan koreksi tipis sebesar 0,09% ke level 6.478.
Untuk perdagangan hari ini Rabu (10/4/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat terbatas.
Melihat Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) yang menguat, rasanya IHSG berpotensi terkena imbas positifnya. Pada perdagangan dini hari tadi indeks utama seperti Dow Jones menguat 0,03%, disusul S&P 500 dengan kenaikan 0,35% dan Nasdaq yang bertambah 0,69%.
Setelah sentimen negatif dari Dana Moneter Internasional (IMF) kemarin yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 3,5% menjadi 3,3% mereda, pasar AS dibuat semringah lantaran Notulensi The Fed semalam bernada dovish.
The Fed memandang ekonomi AS masih kuat yang tercermin dari data-data ketenagakerjaan. Di sisi lain, perlambatan ekonomi bisa berpengaruh negatif yang membebani korporasi AS karena utang yang membengkak.
Kombinasi dua faktor ini menyebabkan The Fed memilih untuk bersabar dalam menyesuaikan suku bunga acuan. Arah kebijakan suku bunga global sepertinya tidak lagi ketat, karena Bank Sentral Uni Eropa (ECB) juga mengambil langkah mempertahankan suku bunga acuan refinancing rate di 0%.
Dari dalam negeri, pasar saham dalam negeri kemarin dilanda aksi profit taking khususnya dilakukan investor lokal. Investor asing masih mencatatkan beli bersih (net buy) sebesar Rp 234 miliar di pasar reguler.
Sektor konsumer sebagai pemilik bobot kedua terbesar pada IHSG, pertumbuhannya mulai negatif sejak awal tahun. Hal ini menggambarkan saham-saham di dalam sektor tersebut banyak yang terdiskon. Hingga tahun berjalan sektor tersebut kinerjanya minus sebesar 0.66%.
Secara teknikal, potensi penguatan IHSG masih terlihat meskipun secara grafik berjenis lilin (candlestick) membentuk pola doji (flat), dikarenakan posisi penutupannya hampir sama dengan posisi pembukaannya.
IHSG berpotensi menguji kembali level 6.500. Kecenderungan tersebut yang mengarah ke level tersebut terlihat dari posisi indeks saat ini yang bergerak di atas rata-ratanya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5).
Ruang penguatan indeks cukup terbuka mengingat tingkat kejenuhanya masih pada fase netral, dengan kata lain belum memasuki fase jenuh belinya (overbought), berdasarkan indikator teknikal stochastic slow.
IHSG berpotensi bergerak direntang yang tidak terlalu lebar, yakni di level antara 6.450 hingga 6.525.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Untuk perdagangan hari ini Rabu (10/4/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat terbatas.
Melihat Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) yang menguat, rasanya IHSG berpotensi terkena imbas positifnya. Pada perdagangan dini hari tadi indeks utama seperti Dow Jones menguat 0,03%, disusul S&P 500 dengan kenaikan 0,35% dan Nasdaq yang bertambah 0,69%.
The Fed memandang ekonomi AS masih kuat yang tercermin dari data-data ketenagakerjaan. Di sisi lain, perlambatan ekonomi bisa berpengaruh negatif yang membebani korporasi AS karena utang yang membengkak.
Kombinasi dua faktor ini menyebabkan The Fed memilih untuk bersabar dalam menyesuaikan suku bunga acuan. Arah kebijakan suku bunga global sepertinya tidak lagi ketat, karena Bank Sentral Uni Eropa (ECB) juga mengambil langkah mempertahankan suku bunga acuan refinancing rate di 0%.
Dari dalam negeri, pasar saham dalam negeri kemarin dilanda aksi profit taking khususnya dilakukan investor lokal. Investor asing masih mencatatkan beli bersih (net buy) sebesar Rp 234 miliar di pasar reguler.
Sektor konsumer sebagai pemilik bobot kedua terbesar pada IHSG, pertumbuhannya mulai negatif sejak awal tahun. Hal ini menggambarkan saham-saham di dalam sektor tersebut banyak yang terdiskon. Hingga tahun berjalan sektor tersebut kinerjanya minus sebesar 0.66%.
Secara teknikal, potensi penguatan IHSG masih terlihat meskipun secara grafik berjenis lilin (candlestick) membentuk pola doji (flat), dikarenakan posisi penutupannya hampir sama dengan posisi pembukaannya.
![]() |
IHSG berpotensi menguji kembali level 6.500. Kecenderungan tersebut yang mengarah ke level tersebut terlihat dari posisi indeks saat ini yang bergerak di atas rata-ratanya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5).
Ruang penguatan indeks cukup terbuka mengingat tingkat kejenuhanya masih pada fase netral, dengan kata lain belum memasuki fase jenuh belinya (overbought), berdasarkan indikator teknikal stochastic slow.
IHSG berpotensi bergerak direntang yang tidak terlalu lebar, yakni di level antara 6.450 hingga 6.525.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular