
Analisis Teknikal
IMF Pangkas Pertumbuhan Ekonomi, Tapi IHSG Punya Peluang Naik
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
10 April 2019 08:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin ditutup menguat 0,91% ke level 6.484. IHSG mampu membalikkan keadaan setelah koreksi cukup dalam awal pekan ini.
Untuk perdagangan hari ini Rabu (10/4/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat terbatas.
Melihat Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) pagi tadi tiga indeks utama di tutup dengan pelemahan. Dow Jones terkoreksi 0,72%, S&P 500 naik 0,61%, dan Nasdaq terdepresiasi 0,56%.
Dana Moneter Internasional (IMF) yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global memberikan hawa pesimisme bagi bursa saham AS. Christine Lagarde dan kolega memperkirakan ekonomi dunia tumbuh 3,3%, melambat dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu 3,5% dan laju terlemah sejak 2016.
IMF juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi AS tahun ini sebesar 2,3%, melambat dibandingkan pencapaian 2018 pada angka 2,9%. Proyeksi tersebut turun dari sebelumnya diproyeksi tumbuh sebesar 2,5%.
Dari dalam negeri, baik investor lokal maupun asing berbondong-bondong masuk kembali ke pasar saham sehingga IHSG terangkat cukup tinggi. Sektor finansial yang bobotnya paling besar dalam IHSG kemarin menguat 0,75% dan menjadi penyumbang poin utama bagi penguatan IHSG.
Sedangkan investor asing masih positif memandang prospek kinerja IHSG kedepannya. Asing kemarin mencatatkan beli bersih (net buy) saham yang mencapai Rp 521 miliar di pasar reguer, dalam satu minggu asing bahkan sudah masuk Rp 2,27 triliun.
Secara teknikal, potensi IHSG kembali menguat tetap ada seiring terbentuknya pola white candle yang mengindikasikan kenaikan.
IHSG berpotensi kembali menguat menguji level 6.500 kembali. Kecenderungan menguat di rasa tetap ada karena bergerak indeks bergerak di atas rata-ratanya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5).
Dilihat dari tingkat kejenuhannya, IHSG masih berpeluang menguat karena belum menyentuh wilayah jenuh belinya (overbought), hal ini tercermin dari indikator teknikal bersifat momentum yakni Stochastic Slow (SS).
IHSG berpotensi bergerak direntang yang tidak terlalu lebar antara 6.450 hingga 6.525.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Untuk perdagangan hari ini Rabu (10/4/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat terbatas.
Melihat Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) pagi tadi tiga indeks utama di tutup dengan pelemahan. Dow Jones terkoreksi 0,72%, S&P 500 naik 0,61%, dan Nasdaq terdepresiasi 0,56%.
IMF juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi AS tahun ini sebesar 2,3%, melambat dibandingkan pencapaian 2018 pada angka 2,9%. Proyeksi tersebut turun dari sebelumnya diproyeksi tumbuh sebesar 2,5%.
Dari dalam negeri, baik investor lokal maupun asing berbondong-bondong masuk kembali ke pasar saham sehingga IHSG terangkat cukup tinggi. Sektor finansial yang bobotnya paling besar dalam IHSG kemarin menguat 0,75% dan menjadi penyumbang poin utama bagi penguatan IHSG.
Sedangkan investor asing masih positif memandang prospek kinerja IHSG kedepannya. Asing kemarin mencatatkan beli bersih (net buy) saham yang mencapai Rp 521 miliar di pasar reguer, dalam satu minggu asing bahkan sudah masuk Rp 2,27 triliun.
Secara teknikal, potensi IHSG kembali menguat tetap ada seiring terbentuknya pola white candle yang mengindikasikan kenaikan.
![]() |
Dilihat dari tingkat kejenuhannya, IHSG masih berpeluang menguat karena belum menyentuh wilayah jenuh belinya (overbought), hal ini tercermin dari indikator teknikal bersifat momentum yakni Stochastic Slow (SS).
IHSG berpotensi bergerak direntang yang tidak terlalu lebar antara 6.450 hingga 6.525.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular