Waspada! Rusia Siap Membuat Harga Minyak Hancur Lebur

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
09 April 2019 12:58
Meskipun masih dalam tren penguatan, kejatuhan harga minyak tahun ini masih perlu untuk diwaspadai.
Foto: Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin selama pembukaan KTT para pemimpin G20 di Buenos Aires, Argentina 30 November 2018. REUTERS / Sergio Moraes
Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu faktor yang dapat membuat harga minyak kembali terjun adalah pasokan minyak Rusia yang berpotensi meningkat pasca tengah tahun 2019.

Pada hari Jumat (5/4/2019) Menteri Energi Rusia, Alexander Novak mengatakan bahwa produksi minyak Negeri Beruang Merah akan ditingkatkan apabila tidak ada kesepakatan baru dengan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) hingga tanggal 1 Juli 2019, mengutip Reuters.

Sebagai informasi, pada awal Desember 2018 Rusia bersama OPEC dan sekutunya telah sepakat untuk memangkas produksi minyak hingga 1,2 juta/barel. Kesepakatan tersebut dimulai sejak awal tahun 2019 hingga akhir Juni 2019.

Sejauh ini Rusia memang terlihat kurang patuh terhadap kesepakatan tersebut. Meskipun produksi minyaknya telah dikurangi, namun tidak sebesar yang telah disepakati.

Berdasarkan data dari Revinitif, produksi minyak Rusia sepanjang Januari-Februari 2019 mencapai 11,31 juta barel/hari. Artinya, baru berkurang sekitar 100.000 barel/hari dari produksi acuan yang sebesar 11,42 juta barel/hari. Padahal Rusia sepakat untuk memangkas produksi minyak hingga 230.000 barel/hari.

Melihat gelagat tersebut, potensi peningkatan produksi minyak Rusia sama sekali tidak bisa diabaikan.

Lebih lanjut, Novak mengatakan bahwa terlalu dini untuk meramal kebijakan pengurangan produksi minyak akan dilanjutkan. Dirinya juga yakin produksi minyak Rusia di tahun 2019 akan lebih besar dibanding tahun sebelumnya.

"Tahun ini [2019] kami memperkirakan [produksi minyak] akan mirip dengan tahun lalu, mungkin sedikit lebih tinggi," ujar Novak kepada reporter, mengutip Reuters.

Kemungkinan bagi Rusia untuk meningkatkan produksi minyak juga dikemukakan oleh kepala pengelola investasi langsung Rusia, Dmitriev Kirill pada hari Senin (8/4/2019).

Dmitriev mengatakan bahwa OPEC+ (OPEC dan sekutunya) sangat mungkin untuk mengakhiri kebijakan pengurangan produksi pada pertemuan bulan Juni mendatang, mengutip Reuters. Kondisi pasar minyak global yang sudah mulai pulih menjadi alsan dibalik pernyataan tersebut.

Memang, sejak awal tahun 2019, harga minyak dunia sudah naik cukup banyak. Hingga penutupan perdagangan hari Senin (8/4/2019), harga Brent telah naik hingga 32,16%. Sedangkan jenis light sweet (WTI) tercatat lebih tinggi 41,82%.



Seperti yang telah diketahui, Dmitriev merupakan aktor penting dibalik kesepakatan Rusia dengan OPEC. Pengaruhnya pada langkah yang akan diambil oleh Rusia cukup besar.

Bila benar Rusia meningkatkan produksi, maka pasokan di pasar global juga akan meningkat. Tentu saja hal itu akan member beban pada keseimbangan fundamental (pasokan-permintaan).

Mau tak mau harga yang menjadi taruhannya.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular