Analisis Teknikal

Tenang! Meski Terkoreksi 0,75%, IHSG Punya Harapan Bangkit

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
08 April 2019 17:25
Tidak tanggung-tanggung IHSG kali ini melemah hingga 0,75% ke level 6.425, Senin (8/4/2019).
Foto: Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan awal pekan hampir sama dengan minggu lalu dengan terkoreksi. Tidak tanggung-tanggung IHSG kali ini melemah hingga 0,75% ke level 6.425, Senin (8/4/2019).

Pelemahan yang terjadi pada sesi II bahkan lebih parah, pada pukul 15:01 WIB IHSG sempat melemah 1,29% ke level 6.390.

Sektor finansial menjadi satu-satunya sektor yang menghijau dengan kenaikan tipis 0,03%. Sedangkan sektor konsumer dan infrastruktur menjadi pemberat utama IHSG dengan koreksi 1,23% dan 2,06%.

Investor asing terlihat lebih optimis terhadap pasar saham dalam negeri dengan pembelian bersih (net buy) Rp 718 miliar. Sedangkan investor lokal justru melepas portofolio sahamnya (profit taking) karena khawatir akan timbul ketidakpastian jelang pemilihan umum (Pemilu) Pilpres maupun legislatif.

Tidak hanya saham, rupiah pun dilepas setelah mengalami penguatan selama 5 hari. rupiah melemah 0,28% ke level Rp 14.160/US$.

Rupiah tertekan harga minyak. Pada pukul 16:28 WIB, harga minyak jenis brent yang menjadi acuan harga minyak dalam negeri (Indonesia Crude Price/ICP) mulai menyentuh level 70/US$ per barel.

Secara teknikal, tanda-tanda koreksi pada IHSG belum berakhir seiring terbentuknya pola lilin hitam (black candle) yang mengisyaratkan tanda-tanda pelemahan.
Tenang! Harapan IHSG Bangkit Masih Ada Meski Terkoreksi 0,75%Sumber: Refinitiv
Secara pergerakan IHSG sedang dalam tekanan karena bergerak di bawah rata-ratanya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5).

Namun, bukan tidak mungkin IHSG akan berbalik menguat esok karena pola tersebut meninggalkan ekor (shadow), karena IHSG berhasil menipiskan pelemahan.

Dilihat dari tingkat kejenuhannya, IHSG masih berpeluang menguat karena belum menyentuh wilayah jenuh belinya (overbought), hal ini tercermin dari indikator teknikal yang bersifat momentum yakni Stochastic Slow (SS).

TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular