
Analisis Teknikal
IHSG Sesi I Anjlok 1,17%, Belum Ada Kode Bakal Rebound
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
08 April 2019 13:29

Jakarta,CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,17% ke level 6.398 pada penutupan perdagangan sesi I, Senin (8/4/2019). Pelemahan IHSG tersebut menjadikan indeks dengan koreksi terdalam di Asia.
Hingga berita ini dimuat, indeks utama seperti Nikkei 225 Jepang melemah 0,25%, indeks Kospi Korea Selatan turun tipis 0,23%, indeks Shanghai China melemah 0,61% dan indeks Straits Times Singapura melemah 0,28%.
Aksi profit taking lebih dalam lantaran adanya risiko pemilihan umum (Pemilu) baik Pilpres maupun legislatif 2019.
Di tengah kondisi tersebut, para pengelola dana (fund manager) kemungkinan melakukan rebalancing porfolio dengan masuk ke dalam instrumen investasi yang dikategorikan risiko rendah, salah satunya Surat Utang Negara (SUN).
Adapun Pemerintah esok juga berencana menerbitkan SUN dengan target Rp 15-30 triliun. Karena hal itu, saham sebagai salah satu instrumen investasi yang memiliki risiko tinggi banyak dilepas sembari mengikuti lelang SUN dengan tanggal setelmen Kamis (11/4/2019) minggu ini.
Beberapa saham blue chip di sektor konsumer, finansial dan infrastruktur pun banyak dilepas dan menyumbang 53 poin pelemahan bagi IHSG. Saham-saham yang paling mendorong pelemahan IHSG antara lain, PT H.M. Sampoerna/HMSP (-2,96%), PT Astra International/ASII (-2,96%), PT Telekomunikasi Indonesia/TLKM (-2.2%), PT Unilever Indonesia/UNVR (-1,89%) & PT Bank Mandiri/BMRI (-1,99%).
Secara teknikal, IHSG pada sesi II berpotensi masih tertekan seiring terbentuknya pola lilin hitam panjang (long black candle) pada grafik harian.
Secara pergerakan, grafik intraday secara menit belum terdapat arah sinyal yang menunjukkan penguatan. IHSG berpotensi menguji level 6.375, sebagai level penahan pelemahan (support) terdekat.
Jika dilihat dari tingkat kejenuhannya, ruang pelemahan IHSG masih terbuka karena indeks belum memasuki wilayah jenuh jualnya (oversold), mengacu pada indikator teknikal bersifat momentum yakni stochastic slow.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Saksikan video Return Tak Optimal, Bisakah Reksa Dana Saham Bangkit?
[Gambas:Video CNBC]
(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Hingga berita ini dimuat, indeks utama seperti Nikkei 225 Jepang melemah 0,25%, indeks Kospi Korea Selatan turun tipis 0,23%, indeks Shanghai China melemah 0,61% dan indeks Straits Times Singapura melemah 0,28%.
Aksi profit taking lebih dalam lantaran adanya risiko pemilihan umum (Pemilu) baik Pilpres maupun legislatif 2019.
Adapun Pemerintah esok juga berencana menerbitkan SUN dengan target Rp 15-30 triliun. Karena hal itu, saham sebagai salah satu instrumen investasi yang memiliki risiko tinggi banyak dilepas sembari mengikuti lelang SUN dengan tanggal setelmen Kamis (11/4/2019) minggu ini.
Beberapa saham blue chip di sektor konsumer, finansial dan infrastruktur pun banyak dilepas dan menyumbang 53 poin pelemahan bagi IHSG. Saham-saham yang paling mendorong pelemahan IHSG antara lain, PT H.M. Sampoerna/HMSP (-2,96%), PT Astra International/ASII (-2,96%), PT Telekomunikasi Indonesia/TLKM (-2.2%), PT Unilever Indonesia/UNVR (-1,89%) & PT Bank Mandiri/BMRI (-1,99%).
Secara teknikal, IHSG pada sesi II berpotensi masih tertekan seiring terbentuknya pola lilin hitam panjang (long black candle) pada grafik harian.
Secara pergerakan, grafik intraday secara menit belum terdapat arah sinyal yang menunjukkan penguatan. IHSG berpotensi menguji level 6.375, sebagai level penahan pelemahan (support) terdekat.
Jika dilihat dari tingkat kejenuhannya, ruang pelemahan IHSG masih terbuka karena indeks belum memasuki wilayah jenuh jualnya (oversold), mengacu pada indikator teknikal bersifat momentum yakni stochastic slow.
![]() |
TIM RISET CNBC INDONESIA
Saksikan video Return Tak Optimal, Bisakah Reksa Dana Saham Bangkit?
[Gambas:Video CNBC]
(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular