Analisis Teknikal

IHSG Sesi II Berpotensi Positif Karena Perang Dagang Memudar

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
05 April 2019 12:12
IHSG bergerak fluktuatif di tengah bursa-bursa utama Asia yang cenderung menguat.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta,CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sementara melemah tipis 0,05% ke level 6.491 pada penutupan sesi I, Jumat (5/4/2019). IHSG bergerak fluktuatif di tengah bursa-bursa utama Asia yang cenderung menguat.

Hingga berita ini dimuat indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,41%, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,08%, indeks Shanghai China menguat 0,9% dan indeks Straits Times Singapura menguat 0,23%.

Pelemahan IHSG semakin dalam tidak terjadi lantaran masuknya dana-dana asing yang membeli saham-saham big caps. Asing masuk antara lain ke saham PT Telekomunikasi Indonesia (Rp 80 miliar), PT Summarecon Agung (Rp 30 miliar), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah (Rp 29 miliar), PT Bank Central Asia (Rp 15 miliar) & PT Barito Pacific (Rp 11 miliar).

Asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) hingga Rp 425 miliar di pasar reguler siang hari ini. Hingga tahun berjalan, asing sudah masuk ke pasar saham tanah air hingga Rp 8,18 triliun di pasar yang sama.

Secara sektoral, sektor konsumer masih menjadi pemberat utama dengan pelemahan 0,41% atau 5,2 poin sumbangan pelemahan bagi IHSG. Sedangkan sektor finansial menjadi penahan pelemahan dengan sumbangan penguatan 3,7 poin.

Secara teknikal, penguatan IHSG cenderung tertahan karena pergerakannya mulai berfluktuatif. Meskipun demikian peluang kembali mengakhiri perdagangan di zona hijau cukup terbuka karena posisinya masih bergerak di atas rata-rata harganya selama lima hari terakhir (moving average/MA5).
Sumber: Refinitiv
Potensi penguatan pada sesi II juga terlihat dari grafik intraday yang cenderung lebih tinggi (higher high).

Secara momentum, ruang penguatan IHSG masih terbuka karena belum memasuki wilayah jenuh belinya (overbought), berdasarkan tingkat kejenuhannya menurut indikator stochastic slow.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular