
Pesanan Pabrik Jerman Jeblok, Euro Ikut Anjlok
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 April 2019 17:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang euro berbalik melemah di awal perdagangan sesi Eropa Kamis (4/4/19), padahal selama sesi Asia mata uang blok 19 negara ini terlihat kokoh di hadapan dolar AS.
Buruknya data ekonomi dari Jerman membuat euro berbalik arah. Pada pukul 16:38 WIB euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1220, menjauhi level tertinggi harian US$ 1,1247, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
Biro Statistik Jerman melaporkan data pesanan pabrik bulan Februari turun sebesar 4,2% dibandingkan bulan sebelumnya, sekaligus menjadi penurunan terbesar dalam dua tahun terakhir. Jika dibandingkan dengan Februari 2018, data tersebut lebih buruk lagi, turun 8,4%.
Mengutip The Financial Times anjloknya pesanan pabrik tersebut terjadi akibat penurunan tajam pesanan dari luar Jerman, yakni 6% dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara pesanan dalam dalam negeri menurun 1,6%.
Data yang dirilis hari ini, plus data sektor manufaktur pekan yang berkontraksi semakin dalam menunjukkan jika perekonomian sedang melambat.
Jerman nyaris memasuki resesi pada semester kedua tahun lalu, sebelum membukukan pertumbuhan ekonomi 1,8% sepanjang 2018. Persentase pertumbuhan tersebut menjadi yang terendah sejak tahun 2013.
Negara dengan ibukota Berlin tersebut merupakan raksasa ekonomi Eropa, data-data yang dirilis kurang bagus akan memicu kecemasan pelambatan ekonomi di benua biru.
European Central Bank (ECB) telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi zona euro di tahun ini menjadi 1,1% akibat pelambatan ekonomi secara global. Selain itu ECB juga menyatakan akan mempertahankan suku bunga acuan 0,0% dalam waktu yang cukup lama untuk menggerakkan roda perekonomian kawasan tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Kabar Bagus dari Jerman, Ikut Bantu Euro Bangkit
Buruknya data ekonomi dari Jerman membuat euro berbalik arah. Pada pukul 16:38 WIB euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1220, menjauhi level tertinggi harian US$ 1,1247, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
Biro Statistik Jerman melaporkan data pesanan pabrik bulan Februari turun sebesar 4,2% dibandingkan bulan sebelumnya, sekaligus menjadi penurunan terbesar dalam dua tahun terakhir. Jika dibandingkan dengan Februari 2018, data tersebut lebih buruk lagi, turun 8,4%.
Data yang dirilis hari ini, plus data sektor manufaktur pekan yang berkontraksi semakin dalam menunjukkan jika perekonomian sedang melambat.
Jerman nyaris memasuki resesi pada semester kedua tahun lalu, sebelum membukukan pertumbuhan ekonomi 1,8% sepanjang 2018. Persentase pertumbuhan tersebut menjadi yang terendah sejak tahun 2013.
Negara dengan ibukota Berlin tersebut merupakan raksasa ekonomi Eropa, data-data yang dirilis kurang bagus akan memicu kecemasan pelambatan ekonomi di benua biru.
European Central Bank (ECB) telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi zona euro di tahun ini menjadi 1,1% akibat pelambatan ekonomi secara global. Selain itu ECB juga menyatakan akan mempertahankan suku bunga acuan 0,0% dalam waktu yang cukup lama untuk menggerakkan roda perekonomian kawasan tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Kabar Bagus dari Jerman, Ikut Bantu Euro Bangkit
Most Popular