Awal Kuartal II-2019 yang Buruk untuk Dolar AS

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
01 April 2019 20:46
Meski tanpa isu-isu negatif yang beredar di pasar, kinerja dolar terlihat kurang bagus di awal perdagangan kuartal-II hari ini Senin.
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Meski tanpa isu-isu negatif yang beredar di pasar, kinerja dolar terlihat kurang bagus di awal perdagangan kuartal-II hari ini Senin (1/4/19). Yield obligasi AS tenor tiga bulan dan 10 tahun tidak lagi mengalami inversi, negosiasi dagang AS - China berjalan dengan baik, aktivitas manufaktur China kembali menunjukkan ekspansi, serangkaian kabar bagus tersebut gagal menopang kinerja dolar.

Sejak awal perdagangan dibuka indeks dolar AS justru lebih banyak tertekan. Pada pukul 20:00 WIB  indeks dolar berada di kisaran 97,10 atau melemah sekitar 0,18%, mengutip data dari Refinitiv.

Berbagai kabar bagus di pasar finansial tersebut justru membuat mata uang utama menguat terhadap dolar AS. Pelaku pasar sepertinya sedikit lega setelah sepanjang pekan lalu diterpa isu resesi.

Kembali berekspansinya aktivitas manufaktur China, setelah mengalami penurunan atau kontraksi dalam tiga bulan beruntun, memunculkan harapan akan membaiknya ekonomi global. Dampaknya aset-aset berisiko kembali dilirik.

Jika China melaporkan data yang positif, hal berbanding terbalik terjadi di AS. Departemen Perdagangan AS pada pukul 19:30 WIB lalu melaporkan data penjualan ritel bulan Februari yang menurun 0,2% dibandingkan bulan sebelumnya yang naik 0,7%.

Mengutip Forex Factory, rilis tersebut mematahkan prediksi kenaikan sebesar 0,3%.

Sementara data penjualan ritel inti, yang tidak memasukkan sektor otomotif dalam perhitungan menunjukkan penurunan sebesar 0,4% dibandingkan bulan Januari yang naik 1,4%. Rilis tersebut juga mematahkan prediksi kenaikan 0,4%.

Data-data tersebut memperburuk kinerja dolar terhadap lawan-lawannya, termasuk terhadap yen Jepang. Yen merupakan satu-satunya hot currencies yang melemah terhadap dolar sejak awal perdagangan hari ini, namun begitu data penjualan ritel AS dirilis, yen berbalik menekuk dolar.

Rilis data aktivitas manufaktur AS malam ini pukul 21:00 WIB bisa menjadi penentu nasib dolar hingga penutupan perdagangan nanti. Jika data dirilis lebih rendah dari sebelumnya 54,2, dolar kemungkinan akan semakin terpuruk, sebaliknya jika lebih tinggi dari itu dolar memiliki peluang untuk bangkit.


TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Kapan Bisa Menguat Lagi, Dolar?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular