Analisis Teknikal

Terkoreksi 0,19%, Bukan Akhir Zaman Bagi IHSG

Houtmand P Saragih & Yazid Muamar, CNBC Indonesia
29 March 2019 16:52
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya menutup pekan perdaganga dengan melemah 0,19% ke level 6.468 pada hari ini
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta,CNBC Indonesia - Menutup perdagangan pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,19% ke level 6.468.

Sektor industri dasar menjadi pemberat IHSG karena anjlok 3,12% dan memberikan 19,7 poin pelemahan. Akibat sektor konsumer juga mendapat tekanan jual pelaku pasar dengan mengalami pelemahan 0,73%.

Beruntung investor asing kembali masuk pasar dan mencatatkan beli bersih (net buy) Rp 698 di pasar reguler, asing terutama banyak masuk pada sektor perbankan sehingga sektor finansial menguat dan menjadi penahan penurunan IHSG.

Beberapa saham yang dikoleksi asing yakni, PT Bank Rakyat Indonesia /BBRI (Rp 305 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 255 miliar), PT Astra International /ASII (Rp 124 miliar), PT Bank Central Asia/BBCA (Rp 119 miliar), PT Bank Mandiri /BMRI (Rp 53 miliar).

Sentimen positif yang membuat investor asing kembali masuk pasar saham dalam negeri yaitu terkait membaiknya hubungan AS-China. Saat ini negosiator terkemuka China dan AS sedang mengadakan perundingan di Beijing.

Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan perundingan itu tidak "tergantung waktu" dan dapat diperpanjang, seraya menambahkan mereka bisa membutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk mendapatkan kesepakatan akhir.

Secara teknikal, IHSG masih menunjukkan tanda-tanda kenaikan. Indeks mampu bergerak tipis di atas rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5).
Meski IHSG Turun 0,19%, Potensi Kembali Menguat Masih AdaSumber: Refinitiv
Selain itu, terbentuknya pola hanging man disertai ekor (shadow) pada grafik, mengindikasikan IHSG masih mampu menguat.

Ruang penguatan awal pekan depan cukup terbuka, mengingat posisi IHSG belum memasuki wilayah jenuh belinya (overbought), jika mengacu pada indikator teknikal Stochastic Slow (SS) yang digunakan untuk mengukur tingkat kejenuhan pasar.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular