Lebih Baik Rupiah Menguat 0,01% Ketimbang Melemah, Betul?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 March 2019 12:21
Lebih Baik Rupiah Menguat 0,01% Ketimbang Melemah, Betul?
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Thomas White)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini menguat tipis di perdagangan pasar spot. Rupiah yang sempat melemah berhasil kembali menyeberang ke zona hijau, meski penguatannya sangat terbatas. 

Pada Jumat (29/3/2019) pukul 12:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.235. Rupiah menguat 0,01% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Mengawali perdagangan pasar spot, rupiah berada di posisi seperti sekarang yaitu menguat tipis 0,01%. Beberapa saat kemudian rupiah terpeleset dan melemah. 

Namun itu tidak lama, karena rupiah berhasil bangkit dan kembali masuk ke jalur hijau. Walau penguatannya sangat terbatas, tetapi lumayan daripada melemah. Betul? 


Rupiah pun berhasil berada di jalur yang sama dengan mayoritas mata uang utama Asia yang mampu menguat di hadapan dolar AS. Hanya tersisa yen Jepang, won Korea Selatan, dan ringgit Malaysia yang masih terjebak di zona merah. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 12:12 WIB: 





(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Damai dagang AS-China menjadi salah satu sentimen yang mewarnai pasar keuangan Asia. Kemarin, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer tiba di Beijing untuk melanjutkan dialog dagang dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He. 

Seorang sumber di lingkaran delegasi AS, seperti dikutip Reuters, mengungkapkan bahwa China telah melangkah lebih jauh dalam perundingan kali ini. Beijing kini sangat serius di bidang pelarangan kewajiban transfer teknologi. 

Dalam perundingan bulan lalu, Washington-Beijing sudah menyepakati perjanjian yang meliputi enam poin yaitu transfer teknologi dan pencurian siber, perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual, jasa keuangan, mata uang, pertanian, dan penghapusan hambatan non-tarif di bidang perdagangan. Namun sang sumber menyatakan perundingan kali ini berbeda. 


"Kalau Anda melihat teks bulan lalu dan membandingkan dengan yang sekarang, harus diakui bahwa kami sudah melangkah maju," tegasnya. 

Keseriusan China untuk berdamai dengan AS tentu membuat prospek damai dagang kedua negara semakin besar. Dengan terwujudnya damai dagang, maka arus perdagangan global akan membaik, investasi meningkat, konsumsi rumah tangga bertambah, dan hasilnya adalah pertumbuhan ekonomi yang lebih solid. 

Sementara dari dalam negeri, rupiah juga ditopang oleh campur tangan BI. Mengutip Reuters, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengatakan bahwa bank sentral akan membeli obligasi negara dalam jumlah tertentu untuk stabilisasi rupiah.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular