Trump Berkicau Lagi, Harga Minyak Langsung Jeblok

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
28 March 2019 20:05
Trump memberikan pernyataan yang mengindikasikan perlawanan AS terhadap aksi Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya.
Foto: Presiden AS Donald Trump bereaksi selama konferensi pers setelah pertemuan puncaknya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, di JW Marriott Hotel di Hanoi, Vietnam 28 Februari 2019. (REUTERS / Jorge Silva)
Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa menit yang lalu, tepatnya pada hari Kamis (28/3/2019) pukul 19:30 WIB, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali membuat pelaku pasar minyak dunia berkeringat.

Pasalnya, Trump memberikan pernyataan yang mengindikasikan perlawanan AS terhadap aksi Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang mengurangi pasokan minyak demi mendongkrak harga.

"Peningkatan produksi minyak OPEC penting untuk dilakukan. Pasar dunia sudah rentan, harga minyak naik terlalu tinggi. Terima Kasih!" tulis Trump melalaui akun Twitter pribadinya.



Tak ayal, harga minyak runtuh seketika. Hingga pukul 19:41 WIB, harga minyak jenis Brent amblas sebesar 1,55% ke posisi US$ 66,78/barel, sedangkan jenis Light Sweet (WTI) menukik 1,68% ke level US$ 58,41/barel.

Memang, hingga saat ini belum ada aksi nyata dari pemerintah AS yang dapat membuat keseimbangan fundamental (pasokan-permintaan) di pasar minyak menjadi timpang.



Namun pelaku pasar menangkap sinyal-sinyal yang mengarah ke sana. Risiko meluapnya pasokan minyak dari AS menjadi semakin besar.

Apalagi sejak awal 2018, produksi minyak AS sudah naik lebih dari 2 juta barel/hari. Bila naik terus, harga minyak bisa jadi korbannya.

Cuitan Trump ini merupakan kali kedua di 2019, yang mengatakan bahwa harga minyak sudah terlalu tinggi.

Sebelumnya pada tanggal 25 Februari lalu, Trump juga melontarkan nada yang serupa.

"Harga minyak naik terlalu tinggi. OPEC, mohon rileks dan santai saja. Dunia tidak bisa menanggung kenaikan harga [minyak] - Rentan!" tulis Trump di Twitter (25/2/2019).

Kala itu juga harga minyak ambrol seketika. Bahkan WTI jatuh hingga 3,11%.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/taa) Next Article Saudi Aramco Diserang, Trump: AS Siap Kokang Senjata!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular